Ulama terkena hasut

Waspadalah belajar dengan ulama yang terkena hasutan (ghazwul fikri)
Kita, kaum muslim, ketika mengikuti pendidikan agama atau menerima beasiswa pendidikan agama, harus mewaspadai ulama yang terkena hasutan atau ghazwul fikri dari kaum Zionis Yahudi.
Kaum Zionis Yahudi (freemason, iluminati, lucifier atau apapun namanya), keberadaan mereka telah diperingatkan oleh Allah Azza wa Jalla sebagai mereka yang berpaling dari kitab Taurat dan “mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman” atau mereka yang mengikuti ajaran paganisme peninggalan Mesir kuno
“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah).” (QS Al Baqarah [2]: 101 )
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).” (QS Al Baqarah [2]:102 )
Kalau umat muslim belajar Islam ke “barat” maka kemungkinan besar akan tercemar paham buatan Zionis Yahudi yakni Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisame (SPILIS). Paham ini telah kami uraikan dalam tulisan pada
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/01/18/sekularisme-pluralisme-dan-liberalisme/ Zionis Yahudi menyebarluaskan pemahaman (i’tiqad) bahwa tuhan bertempat di atas pada tempat yang sangat jauh dan tinggi dan tidak ada kaitannya dengan urusan manusia di muka bumi. Segala urusan manusia di dunia, baik atau buruk , benar atau salah diselesaikan berdasarkan atas kesepakatan antar manusia berlandaskan hak asasi manusia. Bagi mereka perzinaan tidaklah suatu kesalahan jika dilakukan tanpa paksaan atau tanpa merugikana salah satu pihak. Bagi mereka minum khamr tidaklah suatu kesalahan selama tidak mengganggu ketertiban umum atau tidak menggangu (hak) orang lain.
Pada hakikatnya Zionis Yahudi menyebarluaskan paham tuhan selain Allah Azza wa Jalla yakni tuhan kesenangan (hedonisme) dan tuhan kebebasan (liberalisme).
Lihatlah contoh pengaruh paham yang diusung oleh Zionis Yahudi tersebut di sekeliling Makkah Al Mukaromah. Memang secara dzahir “orang kafir” tidak memasuki tanah suci namun paham tuhan kesenangan (hedonisme) dan tuhan kebebasan (liberalisme) dibiarkan masuk. Lihatlah pembangunan di sekeliling Makkah Al Mukaromah dipenuhi pembangunan fasilitas bagi jemaah haji yang “lebih dari cukup” yang menjurus hedonisme dan liberalisme. Mereka secara tidak langsung telah memperolok-olok sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam agar kita zuhud di dunia ini.
Ketidak zuhudan di dunia membuat mereka lebih suka menghilangkan jejak-jejak perjalanan hidup Rasulullah shallallahu alaihi wasallam demi perluasan fasilitas yang lebih dari cukup. Kelak generasi muda muslim berikutnya akan tidak lagi tahu tempat perjanjian Hudaibiyah bahkan perkampungan kelahiran baginda Muhammad Shallallahu alaihi wasallam akan tinggal “menurut cerita” tidak lagi dalam bentuk fisik aslinya. Patutlah ada yang berpendapat pelayan dua tanah suci, diibaratkan telah merusak agama. Selengkapnya silahkan baca tulisan pada http://pa-in.facebook.com/topic.php?uid=158627454157869&topic=361
Dari Abul Abbas — Sahl bin Sa’ad As-Sa’idy — radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah! Tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku beramal dengannya aku dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.” Maka Rasulullah menjawab: “Zuhudlah kamu di dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan mencintaimu.” (Hadist shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya).
Ibnu Mas’ud ra. melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidur di atas kain tikar yang lusuh sehingga membekas di pipinya, kemudian berkata, ”Wahai Rasulullah saw., bagaimana kalau saya ambilkan untukmu kasur?” Maka Rasulullah saw. menjawab, ”Untuk apa dunia itu! Hubungan saya dengan dunia seperti pengendara yang mampir sejenak di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takuti atas kalian, tetapi aku takut pada kalian dibukakannya dunia bagi kalian sebagaimana telah dibuka bagi umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Selengkapnya tentang Zuhud, silahkan baca tulisan pada
Kalau umat muslim belajar Islam ke “timur” maka ada saja kemungkinan tercemar paham buatan Zionis Yahudi agar ulama tidak perlu mempercayai apa yang dihasilkan oleh para Imam Mazhab. Mereka menyebarluaskan pemahaman agama yang menitikberatkan pada pemahaman secara ilmiah.

Zionis Yahudi melalui pusat-pusat kajian keislaman yang mereka dirikan dengan mempropagandakan pemahaman agama dengan lebih menitik beratkan pemahaman secara ilmiah dengan metodologi “terjemahkan saja” atau memahami nash Al Qur’an dan Hadits secara harfiah atau apa yang tertulis / tersurat. Hal ini telah diuraikan dalam tulisan padahttp://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/07/07/2011/02/02/terjemahkan-saja/
Pemahaman secara ilmiah bagaikan ilmuwan yang menyusun karya tulis / karya ilmiah dengan merujuk pemahaman per kata atau per kalimat yang sama atau senada disisertai pemahaman secara deduktif. Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/03/15/keyakinan-ilmiah/
Kita memahami Al Qur’an dan Hadits tidak dapat hanya berbekal pemahaman secara ilmiah. Ada kelebihan umat muslim yang tidak akan dikaruniakan oleh Allah Azza wa Jalla kepada mereka yang tidak bersyahadat (non muslim) yakni pemahaman secara hikmah atau pemahaman yang dalam atau pemahaman yang “melampaui kerongkongan”
Rasululullah shallallahu alaihi wasallam bahwa “ada zamannya ulama (ahli ilmu) membaca Al-Qur’an dan hadits namun tidak melampaui kerongkongan mereka”
Pemahaman secara hikmah dikaruniakan oleh Allah Azza wa Jalla kepada siapa yang dikehendakiNya
Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)“. (QS Al Baqarah [2]:269 )
Bahkan kurikulum pendidikan agama ada yang disusun bersama dengan mereka yang dibelakangnya adalah Zionis Yahudi sebagaimana yang telah kami sampaikan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/02/07/muslim-bukanlah-ekstrimis/

Dari jalur “timur” , kaum Zionis Yahudi menyebarluaskan keyakinan (i’tiqod) yang timbul dari pemahaman secara ilmiah atau pemahaman secara harfiah atau pemahaman dengan metodologi “terjemahkan saja” bahwa “Allah is in the heavens, and His Knowledge is in every place” atau “Allah is above the sky and His Knowledge is in every place” , Allah Azza wa Jalla bertempat di atas langit dan ilmuNya berada di mana mana. Hal ini telah kami uraiakan dalam tulisan pada
Mereka menyebarluaskan keyakinan atau pemahaman bahwa yang dimaksud “dekat” adalah “His knowledge” atau IlmuNya dalam beberapa firman Allah Azza wa Jalla berikut ini

“Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat” (QS Al-Waqi’ah: 85).
“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf: 16)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang “Aku” maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat“. ( Al Baqarah: 186).
“Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)“. (QS Al-’Alaq [96]:19 )
Marilah kita mewaspadai pemahaman atau i’tiqod yang telah terkena hasutan (ghazwul fikri) dari kaum Zionis Yahudi.
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar