Jadilah muhsin

Sungguh indah kalau kita bisa membedakan antara “urusan kami” atau ibadah atau syariat atau amal ketaatan (seputar menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya) dengan amal kebaikan (amal sholeh).
Bila kita (muslim) mengerjakan “urusan kami”/ibadah/syariat, maka Allah ta’ala memasukkan kita kedalam orang beriman. Maka kita dari muslim menjadi mukmin
Bila kita termasuk orang yang beriman (mukmin) dan mengerjakan amal kebaikan (amal sholeh) maka Allah ta’ala memasukan kita kedalam muslim yang berbuat kebaikan atau muslim yang ihsan atau muhsin / muhsinin (jamak)

“Inilah ayat-ayat Al Quraan yang mengandung hikmah” (QS Luqman [31]:2 )
“menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (muhsinin)” (QS Luqman [31]:3)

Bila kita termasuk orang yang beriman (mukmin) dan mengerjakan amal sholeh/amal kebaikan (muhsin/muhsinin) maka Allah Azza wa Jalla telah menjanjikan akan memasukkan ke surga tanpa di hisab.
Janji Allah swt dalam firmanNya yang artinya.

“….Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. (QS Al Mu’min [40]:40 )

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”. (QS An Nisaa’ [4]:124 )
Amal kebaikan, Amal Sholeh, Shodaqoh, Amal Jariyah itu luas sekali sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallalahu alaihi wasallam yang artinya,

Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwasanya sahabat-sahabat Rasulullah saw. berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah saw., orang-orang kaya telah pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu, setiap kali tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan hubungan intim kalian (dengan isteri) adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan pahala?” Rasulullah saw. menjawab, “Bagaimana pendapat kalian jika ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa? Demikian juga jika melampiaskannya pada yang halal, maka ia mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

Perkara baru dalam amal sholeh (amal kebaikan) dibolehkan asal tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits
Imam as Syafi’i ra membolehkan perkara baru dalam amal kebaikan (amal sholeh), dikatakan beliau sebagai, “apa yang baru terjadi dari kebaikan“

Imam as Syafii ra berkata “Apa yang baru terjadi dan menyalahi kitab al Quran atau sunnah Rasul atau ijma’ atau ucapan sahabat, maka hal itu adalah bid’ah yang dhalalah. Dan apa yang baru terjadi dari kebaikan dan tidak menyalahi sedikitpun dari hal tersebut, maka hal itu adalah bid’ah mahmudah (terpuji)”

Rasulullah pun membolehkan perkara baru dalam amal kebaikan (amal sholeh) yang tidak diatur/disyariatkan secara khusus oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dikatakan beliau sebagai “perkara yang baik”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
Maknanya: “Barangsiapa yang memulai (merintis) dalam Islam sebuah perkara/kebiasaan yang baik maka ia akan mendapatkan pahala perbuatan tersebut dan pahala orang yang mengikutinya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun”. (H.R. Muslim dalam Shahih-nya)

Kita sholat menggunakan sajadah adalah termasuk amal kebaikan walaupun belum pernah dilakukan oleh para Sahabat.

Kita menyampaikan petunjukNya melalui internet adalah termasuk amal kebaikan walaupun belum pernah dilakukan oleh para Sahabat
Ulama menghasilkan istiqra / telaah berupa sifat wajib, mustahil, jaiz bagi Allah ta’ala adalah termasuk amal kebaikan walaupun belum pernah dilakukan oleh para Sahabat
Kita ibadah haji menggunakan pesawat terbang adalah amal kebaikan walaupun belum pernah dilakukan oleh para Sahabat
Kita ke padang arafah menggunakan mobil/bus adalah amal kebaikan walaupun belum pernah dilakukan oleh para Sahabat

Termasuk di dalam amal kebaikan (amal sholeh) adalah doa, dzikir, bersholawat.
Sholawat adalah salam, penghormatan dan ungkapan cinta kita kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Dapat diungkapkan dengan syair (matan / redaksi) sesuai bagaimana kita ingin mengungkapkan kecintaan kita kepada Rasulullah asalkan syair/matan/redaksinya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.
Pada jaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam syair sholawat boleh didendangkan dengan rebana biasanya dalam pesta pernikahan.

[47.76]/4750 Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Dzakwan ia berkata; Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz bin ‘Afran berkata; suatu ketika, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan masuk saat aku membangun mahligai rumah tangga (menikah). Lalu beliau duduk di atas kasurku, sebagaimana posisi dudukmu dariku. Kemudian para budak-budak wanita pun memukul rebana dan mengenang keistimewaan-keistimewaan prajurit yang gugur pada saat perang Badar. Lalu salah seorang dari mereka pun berkata, “Dan di tengah-tengah kita ada seorang Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari.” Maka beliau bersabda: “Tinggalkanlah ungkapan ini, dan katakanlah apa yang ingin kamu katakan.“

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam hanya mengkoreksi syair/perkataan “Dan di tengah-tengah kita ada seorang Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari” karena Beliau tahu sebatas yang diwahyukan namun beliau tidak melarang ungkapan cinta (sholawat) sebagaimana kita ingin mengungkapkannya dengan pernyataan “katakanlah apa yang ingin kamu katakan“
Ittiba li Rasulihi tidak cukup untuk membuktikan cinta kita kepada Rasulullah. Kalau kita membaca sholawat hanya pada saat menjalankan kewajiban atau memenuhi “urusan kami” maka berapa banyakkah sholawat yang dapat dilakukan dalam sehari ?

Kita butuh mengungkapkan kecintaan (bersholawat) dilain kesempatan agar kita lebih dekat dengan Rasulullah dikemudian hari.

Dari Ibnu Mas’ud ra. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : ”Orang yang paling dekat denganku nanti pada hari kiamat, adalah mereka yang paling banyak membaca shalawat untukku” (HR. Turmudzi)
Yaa Nabi salaam ‘alaika

yaa Rasul salaam ‘alaika
yaa Habiib salam ‘alaika
sholawattullah ‘alaika

Berikut keutamaan sholawat yang dikutip dari “Umat Akhir Zaman,” Muhammad bin Alwi Al Maliki, Penerbit: Iqra Kurnia Gemilang.

  1. Shalawat adalah serupa dengan perintah Allah Swt.
  2. Bersamaan dengan Allah Swt ketika kita bershalawat. Sedangkan jika shalawat kita berbeda. Shalawat kita adalah doa dan permohonan. Sedangkan shalawat Allah Swt adalah keagungan dan kemuliaan.
  3. Malaikat pun ikut shalawat didalamnya.
  4. Allah akan memberikan balasan sepuluh, jika orang tersebut mengucapkan shalawat sekali.
  5. Shalawat mengangkat sepuluh derajat.
  6. Dituliskan sepuluh kebaikan.
  7. Shalawat menghapus sepuluh keburukan.
  8. Shalawat akan mendatangkan pengijabahan atas doanya. Jika shalawat didahulukan maka akan menghantar kepada Allah Swt. Sedangkan jika tidak diucapkan ketika berdoa, maka doa tersebut akan menggantung antara langit dan bumi.
  9. Penyebab syafaat Nabi, jika ia meminta perantaraan ataupun meninggalkannya.
  10. Penyebab diampunkannya dosa.
  11. Penyebab untuk dicukupkannya kesedihan oleh Allah Swt kepada hamba-Nya.
  12. Penyebab kedekatan seorang hamba kepada Rasulullah Saw di hari Kiamat.
  13. Menempatkan kedudukan sedekah pada yang sepuluh.
  14. Penyebab ditunaikannya kebutuhan.
  15. Penyebab Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya.
  16. Shalawat adalah bentuk zakat bagi orang yang bershalawat dan merupakan penyuci baginya.
  17. Penyebab datangnya kabar gembira bagi si pelakunya dengan surga sebelum ia mati.
  18. Penyebab diselamatkannya si pelaku dari keadaan hari Kiamat.
  19. Penyebab menjawabnya Nabi Saw (atas shalawat yang dilantunkannya).
  20. Penyebab pengingat dari sesuatu yang ia lupakan.
  21. Penyebab baiknya sebuah majelis, juga tidak akan merugikan seseorang yang termasuk ahli didalamnya.
  22. Penyebab menolak kefakiran.
  23. Menolak kepada pelakunya nama bakhil jika ia membalas orang mengucap shalawat atas Nabi Saw.
  24. Penyebab kesuksesan doa jika disebutkan diawal doa atau pun dibelakangnya jika ia lupa bershalawat kepada Nabi Saw.
  25. Shalawat akan mengantar pada jalan surga, serta seseorang akan meninggalkan jalan itu karena sebab meninggalkan shalawat.
  26. Menyelamatkan dari fitnah di sebuah majelis yang tidak berdzikir kepada Allah dan Rasul-Nya, atau tidak memuji dan mengagungkan-Nya, dan bershalawat kepada Rasul-Nya.
  27. Merupakan kesempurnaan bicara yang diawali denhan Hamdallah (memuji Allah) lalu shalawat kepada Rasul-Nya.
  28. Berlimpahnya cahaya seorang hamba ketika berada di Shirath.
  29. Shalawat akan mengeluarkan seorang hamba dari kehilangan.
  30. Penyebab akan ketetapan Allah Swt dalam mengagungkan kebaikan bagi orang yang bershalawat kepadanya antara penduduk langit dan bumi. Karena orang yang bershalawat adalah menuntut kepada Allah agar kiranya Allah mengagungkan kepada Rasul-Nya, memuliakan, dan menghormatinya. Ini merupakan bagian dari amal, maka adalah harus bagi orang yang shalawat bagian seperti itu.
  31. Penyebab keberkahan, baik pekerjaan ataupun usianya
  32. Penyebab untuk menggapai rahmat Allah, karena rahmat adalah makna dari shalawat.
  33. Penyebab kekalnya kasih sayang kepada Nabi Saw, dengan cara menambah atau melipat-gandakannya. Ini merupkan bentuk ikatan iman yang tidak akan sempurna bila tidak ada shalawat didalamnya. Karena ketika ia memperbanyak dalam mengingat yang ia cintai dan menghadirkannya dalam hati, serta memperindah dalam menghadirinya. Maka itu adalah bentuk cinta yang penuh dan semakin berlipat cintanya dan semakin bertambah rasa rindunya. Jika semakin penuh rasa rindunya, merupakan kebiasaan jika seseorang mencintai sesuatu, maka pasti ia sangat menginginkan untuk melihatnya. Sedangkan jika ia merasa cinta, maka akan semakin kuat ia mengingatnya. Sehingga lisan senantiasa memuji dan mengagungkan yang dicintainya. Sehingga ia akan terus menggandakan dan menambahkan keindahan dalam tiap kata ketika mengingatnya.
  34. Penyebab rasa cinta Nabi Saw kepada seorang hamba.
  35. Penyebab mendapatkan hidayah dari Allah, serta penyebab hidupnya hati.
  36. Penyebab dikembalikannya nama orang yang bershalawat oleh Nabi Saw (Nabi Saw menjawab shalawat dan ucapan salam orang tersebut). Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Sesungguhnya shalawat kalian akan disampaikan kepadaku. Kemudian sabdanya pula, “Sesungguhnya Allah mewakilkan atas kuburku malaikat yang senantiasa menyampaikan nama umatku yang mengucapkan salam kepadaku.”
  37. Penyebab tetapnya kedua kaki ketika berada di Shirath.
  38. Bershalawat merupakan menunaikan sedikit daripada hak Nabi Saw, serta merupakan perlambang dari rasa syukur atas diturunkannya, yang merupakan bentuk dari nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita.
  39. Bershalawat adalah gabungan antara shalawat dan dzikir kepada Allah, serta bersyukur kepada Allah. B
  40. Bershalawat juga merupakan bentuk pengetahuan akan nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya dengan bentuk mengutus Nabi Saw.
Wassalam
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar