Hanung menuai kritik

Film Tanda Tanya ‘?’ menuai kritikan keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal tersebut diutarakan oleh KH. A. Cholil Ridwan, Ketua MUI bidang budaya pada Kamis (07/04) di Jakarta.
Menurutnya, film garapan sutradara muda Hanung Brahmanatyo tersebut telah menyebarkan paham pluralisme agama. MUI memfatwakan pluralisme sebagai paham yang salah dan haram bagi umat Islam.
Letak pluralisme film tersebut, menurut Cholil terlihat dari narasi awal film tersebut. “…Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari hal yang sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.”
Menurut Cholil, Hanung dalam film ini mengambil posisi sebagai seorang yang netral agama. Yang memandang semua agama adalah menyembah Tuhan yang sama.
Cholil menilai, cara pandang kaum yang seperti itu, bukan cara pandang Islam. Karena Nabi Muhammad SAW sudah menegaskan, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah.
Sumber:
Di kesempatan lain, Hanung mengakui kredibilitas MUI Tapi di sisi lain ia merasa MUI tidak memahami budaya perfilman.
Bagi Hanung  dalam budaya perfilman bebas untuk menyampaikan tema agama tanpa harus berkonsultasi dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam masalah agama.
Inilah kebebasan yang di anut pula oleh kaum liberalisme bahwa dalam budaya perfilman bebas mengungkapkan  segala hal termasuk masalah “seni” pornografi atau mengungkapkan segala aurat manusia. Jadi bagi mereka ketika “bekerja” atau “berseni” maka bolehlah mereka melupakan hukum Tuhan. Inilah yang disebut dengan paham Sekulerisme.
Lengaplah sudah bahwa dalam budaya film dipengaruhi paham Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme.
Sebaiknyalah Hanung mendalami tentang agama terlebih dahulu sebelum beliau mengungkapkan tema atau bersinggungan dengan masalah Agama. Perlu diketahui bahwa agama , pada hakikatnya  hanyalah  Islam.  Secara dzahir disebut agama Yahudi, agama Nasrani dan lain sebagainya.  Padahal dalam Al-Qur’an dan hadits hanya disebut kaum Yahudi dan kaum Nasrani.
Seluruh para Nabi sejak nabi Adam a.s telah bersaksi (syahadah) bahwa Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah
Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. berkata:  ‘Setiap kali Allah swt. mengutus seorang nabi, mulai dari Nabi Adam sampai seterusnya, maka kepada nabi-nabi itu Allah swt. menuntut janji setia mereka bahwa jika nanti Rasulallah saw. diutus, mereka akan beriman padanya, membelanya dan mengambil janji setia dari kaumnya untuk melakukan hal yang sama’.
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu“. ( QS Ali Imran [3]:81 )
“Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dansiapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah  yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS Al Baqarah [2]:140 )
Jadi pada hakikatnya agama hanyalah Islam. Selengkapnya silahkan baca tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/01/21/agama-hanya-islam/ dan tulisan tentang apakah yang dimaksud beragama atau orang-orang beriman  pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/01/21/2010/10/27/orang-orang-beriman/
Jadi dapat kita pahami kekeliruan muslim yang membenarkan atau mengikuti paham pluralisme agama karena secara tidak disadari mereka membenarkan orang-orang yang menolak seorang Nabi Allah, mereka membenarkan orang-orang yang dimurkai Allah ta’ala dan mereka membenarkan orang-orang yang telah sesat.
Kita wajib tidak membenarkan apa yang mereka pahami namun kita tidak boleh membenci mereka dan pergauli dengan cara yang baik (toleransi). Selengkapnya baca tulisan pada:
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri“. (QS  Al Ankabut [29]:46 )
“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah : “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita) “. (QS Asy Syuura [42]:15 )
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” ( QS. Al-Mumtahanah [60]:8 )
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Maa-idah [5]:8 )
Oleh karenanya jadilah termasuk orang-orang yang beriman dan berpegang teguh kepada agama Islam, maka Allah ta’ala akan memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan memasukkan kedalam surga.
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.” ( QS  An Nisaa’ [4]:175 )
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar