Mereka gemar menuduh

Kenapa mereka gemar menuduh kaum muslim lainnya
Manakah dalil dalam Al Qur’an dan Hadits yang membolehkan mereka menuduh muslim lain sebagai Ahlul Bid’ah sementara mereka tidak paham tentang bid’ah.
Bukankah pemahaman mereka tentang bid’ah belum tentu benar ?
Yang pasti benar adalah lafadz Al Qur’an dan Hadits. Sedangkan segala pemahaman terhadap lafadz Al Qur’an dan Hadits bisa benar dan bisa juga salah.
Siapa yang menjamin pemahaman mereka tentang bid’ah adalah pasti benar ?
Oleh karenanya tinggalkanlah tuduhan-tuduhan atau hujatan-hujatan atau celaan-celaan seperti “Ahlul bid’ah” , “Sesat” , “Kafir” selama itu dikarenakan kesalahpahaman-kesalahpahaman

Janganlah mencontoh perbuatan ulama-ulama seperti yang terurai pada
Bagi kami ulama-ulama seperti itu salah pikir (fikr) atau salah paham tentang apa yang dimaksud dengan firqoh. Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan pada
Yang dimaksud firqoh yang sesat ada terurai dalam tulisan pada

Kami sudah sampaikan bahwa indikator seseorang telah beragama atau berpemahaman yang baik dan benar adalah diwujudkan dalam akhlak yang baik. Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan pada
Mereka yang gemar menuduh, menhujat, memangil saudara muslim lainnya dengan panggilan yang buruk , memperolok-olok dan mencela saudara muslim lainnya jelaslah bukan akhlak yang baik.
Kalau kita mengaku mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka marilah kita hindari segala bentuk tuduhan, hujatan, julukan yang buruk kepada saudara muslim kita sendiri yang semua itu adalah termasuk celaan dan hal yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran”. (HR Muslim).
Bagaimanapun berdosanya orang yang terlah bersyahadat, mereka tetaplah saudara muslim kita juga yang mungkin saja Allah Ar Rahmaan dan Ar Rahiim berkenan membuat mereka yang berdosa menyegerakan taubatnya.
Kita diperintahkan keras hanya kepada kaum kafir. Keras namun dengan kode etik atau keras dan berlaku adil.

Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya,
“Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Maa’iadah [5]:54 )

Diriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:
“Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai“.
“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat mereka yang bukan para Nabi maupun para Syuhada, namun para Nabi dan para Syuhada cemburu dengan mereka di hari kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah.” Sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, kabarkanlah kepada kami, siapakah mereka? “ Beliau bersabda: ”Mereka adalah kaum yang saling mencinta dengan ruh Allah, mereka tidak diikat oleh hubungan keluarga di antara mereka maupun harta yang mereka kejar. Maka, demi Allah, sungguh wajah mereka bercahaya, dan mereka di atas cahaya. Mereka tidak takut saat manusia ketakutan. Dan mereka tidak bersedih saat manusia bersedih.” Lalu beliau membacakan ayat: ”Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah tidak merasa takut dan tidak bersedih hati.” (HR Abu Dawud 3060)

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“Sesunguhnya kelak di Hari Kiamat Allah akan berfirman, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku disaat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku”
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830

3 Tanggapan
mereka itu maksudnya siapa?



mutiarazuhud
Mereka itu maksudnya “bukan kami”. Hal ini sekedar menghindari menuduh suatu kaum atau seseorang



Moh Nadjib

Tahun 1970, disuatu perkampungan di Jakarta Selatan ada kejadian menyesakkan hati.
Satu keluarga dikucilkan dan terus terzolimi karena mereka memiliki berfaham Islam yang tidak sama dengan mayoritas disitu, padahal keluarga tsb orang asli kampung situ. Faham mereka dihujat habis-habisan sebagai sesat/ salah/ aneh tidak mengikuti nenek moyang, dll.
Sekarang faham keluarga tsb terbukti menjadi lebih banyak pengikutnya, dan anehnya justru mereka sekarang yang di dakwah sering menghujat faham nenek moyang tsb.

Aneh kan ? jadi siapa menghujat siapa sesungguhnya ?
Akal dan logika sudah terbolak balik.
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar