Petunjuk Allah

(Seruan kepada para pemimpin dan umat Islam Indonesia)
Kembali negara kita dilanda musibah, bencana alam dalam bentuk gempa bumi, pesawat jatuh, bencana kelaparan di Papua dll. Hal ini mengingatkan kepada tulisan saya padahttp://mutiarazuhud.wordpress.com/2009/06/25/taatilahulama/
Perhatikanlah cara dan kerja pemerintah dalam menanggulangi bencana. Semoga mereka dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Juga semoga dengan bencana gampa bumi ini membuat para pemimpin sadar dan tergerak untuk segera pula mengatasi masalah rakyat korban Lapindo, tidak menelantarkan rakyat bertahun-tahun lagi. Betapa besar kerugian rakyat di sana, baik secara material maupun immaterial.
Bencana alam menjadikan peringatan bagi manusia, suhu bumi meningkat, permukaan air laut meninggi dikarenakan kerusakan hutan dan alam serta faktor lain seperti efek samping industri/karbon. Kerusakan hutan di Indonesia 51 kilometer persegi per hari atau 300x luas lapangan bola per jam, kerusakan alam dan kesenjangan ekonomi dari pertambangan seperti freeport , lapindo dll merupakan bagian dari tanggung jawab para pemimpin. Firman Allah, “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik *, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar” (Al-Maaidah: 33),
Bencana alam, musibah, musibah penyakit, musibah kemiskinan yang kita alami di nergeri kita ini, bisa merupakan cobaan dari Allah sekaligus peringatan Allah bagi kita.
Peringatan Allah bagi pemimpin negeri dan rakyat negeri ini karena dalam kehidupan tidak lagi menggunakan petunjuk dari Allah. Sebagian pemimpin di negeri ini malah mempergunakan petunjuk kaum kuffar , dalam kepemimpinan mencari ridho kaum kuffar dan mengharapkan pertolongan kaum kuffar. Hubungan antar manusia, ridho kaum kuffar begitu diupayakan sampai mereka menjadi kaum Sekulerisme, Liberalisme, Plurarisme Agama. Padahal MUI sudah mengeluarkan fatwa haram dengan fatwa Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005, Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA,http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=137
Untuk menjadikan negeri ini makmur dan sentosa (nikmat dari Allah), maka pemimpin dan rakyat wajib mengikuti petunjuk Allah. Bukan petunjuk kaum kuffar dan bukan juga mengharapkan ridho kaum kuffar. Kepada kaum kuffar cukuplah sebatas menghargai sebagai manusia.
Pemimpin dan rakyat sebagai manusia agar mendapatkan nikmat Allah dalam kehidupan baik di dunia dan akhirat, wajib memperhatikan firman Allah, Al-Fatihah, 5,6,7
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”. (5)
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”. (6)
“(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (7)
Pemimpin dan rakyat sebagai manusia mendapatkan petunjuk Allah dari kitabullah, firman Allah, “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (Al-Baqarah : 2)
“Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaannya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izinNya dan menunjukkan ke jalan yang lurus. (Al Maidah : 16)
Dengan petunjuk Allah lah, para pemimpin dan rakyat akan mendapatkan nikmat Allah, bebas dari rasa khawatir/takut dan bebas dari rasa sedih. Sesuai firman Allah,
“Kami berfirman: Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscayatidak ada kekhawatiran/takut atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Al Baqarah: 38)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran/takut terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al Baqarah 277)
Kesimpulan, solusi bagi pemerintah dan rakyat mengatasi permasalahan di dunia/negara adalah kembali kepada petunjuk Allah, kembali pada Al-Qur’an. Sekali lagi bukan petunjuk kaum kuffar, bukan pula mengharapkan ridho kaum kuffar. Pada Al-Qur’an akan ditemukan resep ekonomi, politik, pendidikan, hukum, bernegara dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Bukanlah resep ekonomi ala IMF, Washington Consensus, Free Trade dan petunjuk kaum imperialisme dan kapitalis lainnya.
Buat pemerintah baiklah mengambil pendapat, sebagai contoh apa yang telah dipelajari INSIST (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations)http://insistnet.com atau lembaga, institute, LSM lainnya yang pada prinsipnya tidak tercemar oleh paham Liberalisme, Sekulerisme dan Pluralisme Agama.
Lebih baik lagi pada sisi Presiden dapat dibentuk Majelis Pertimbangan Ulama Indonesia (MPUI) yang memberikan pertimbangan segala hal yang berhubungan dengan pemerintahan dan kebijakannya agar sesuai dengan Al Quran dan Hadits. MPUI ini terdiri dari wakil seluruh ormas Islam, lembaga penelitian pemerintahan berdasarkan Islam, pada prinsipnya perwakilan yang disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar terhindar dari paham yang sesat.
Wassalam
Zon at Jonggol

2 Tanggapan
cecep saepudin
sedih,rasanya tinggal di negara Indonesia yg katanya pemeluk islam terbanyak di dunia dan pemimpinnya jg beragama islam tp tdk menjunjung tinggi syariat Allah..semoga Allah menyelamatkan orang2/pemimpin yg menegakkan syariat Allah dan memberikan taufiq dan hidayah bg orang2/pemimpin yg sebaliknya amien…


thanks i atas tulisannya yg menarik…
kenalkan sy Agus Suhanto
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar