Mereka dapat memandang

Ikutilah  (ittiba’) mereka yang dapat memandang dengan hati
Marilah kita mengikuti orang-orang sholeh (sholihin) atau orang-orang yang ihsan (muhsin / muhsinin).
Orang-orang Sholeh adalah mereka yang istiqomah di jalan yang lurus dan orang-orang yang telah di beri ni’mat oleh Allah Azza wa Jalla.
Orang-orang sholeh adalah mereka yang mulia dan orang-orang yang dekat di sisi Allah Azza wa Jalla
“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (QS Al Fatihah [1]:6 )
” (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka….” (QS Al Fatihah [1]:7 )
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya .” (QS An Nisaa [4]: 69 )
Orang-orang sholeh adalah mereka yang dapat memandang Allah Azza wa Jalla dengan hati atau dengan hakikat keimanan.
Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib Al-Yamani, “Apakah Anda pernah melihat Tuhan?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?”
“Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali. Imam Ali menjawab, “Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangannya yang kasat tetapi bisa dilihat oleh hati dengan hakikat keimanan …”.

Orang-orang sholeh adalah  mereka yang tidak buta hatinya
“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)“. (QS Al Isra [17]: 72 )
Orang-orang sholeh adala mereka yang dapat memandang dan mendengar dengan hati.
“maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS Al Hajj [22]:46 )
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami).” (QS Ar Ruum [30]:53 )
Kita dapat membedakan antara orang buta hatinya yang menyampaikan apa yang di dekat mereka dengan orang dapat memandang/melihat dengan hatinya yang menyampaikan apa yang di dekat mereka.
Mengapakah kita harus mengikuti orang-orang yang masih bertanya “di mana” atau “bagaimana” terhadap Allah Azza wa Jalla yang jelas-jelas di dekat mereka. Maha Suci Allah Azza wa Jalla dari “di mana” dan “bagaimana”
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang “Aku” maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat“.( Al Baqarah [2]:186 ).
“Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat” (QS Al-Waqi’ah [56]: 85 ).
Mengapakah harus mengikuti orang-orang yang tidak dapat memandang yang di dekat mereka ?
Orang-orang sholeh pastilah dapat memandang Allah Azza wa Jalla dengan hati/hakikat karena mereka mendapatkan kemuliaan dan dekat di sisi Allah Azza wa Jalla.
Orang-orang sholeh adalah orang-orang dekat dengan Allah ta’ala dan telah menjadi kekasih Allah atau Wali Allah.
Jadi benarlah kalau kita mengikuti apa yang telah disampaikan oleh ulama nenek moyang kita atau ulama-ulama terdahulu (salaf) kita, contohnya Sunan Bonang (1465-1525), salah seorang dari Wali Sanga. Beliau menuangkannya melalui lirik lagu yang cukup kita kenal yakni berjudul “Tombo ati” atau “Obat Hati”, dimana salah satu bait syairnya adalah “Wong kang sholeh kumpulono“, berkumpullah dengan orang sholeh.
Marilah kita berkumpul dengan orang-orang sholeh dan mengikuti cara-cara mereka mentaati Allah Azza wa Jalla dan RasulNya dengan penuh rasa cinta kepada Allah Azza wa Jalla dan RasulNya.
Sebaiknya jangan mengikuti mereka yang mentaati Allah Azza wa Jalla dan RasulNya dengan terpaksa atau mereka yang merasa terbebani atau mereka yang beribadah sekedar melepas kewajiban karena mereka tidak beribadah dengan rasa cinta kepada Allah Azza wa Jalla dan RasulNya. Mereka hanya sekedar mengikuti (ittiba’) saja karena mereka tahu (berilmu) namun tanpa rasa cinta. Wallahu a’lam
Orang-orang sholeh adalah pengikut Rasulullah dan Salafush sholeh yang sejati sebagaimana yang telah kami sampaikan dalam tulisan pada

“…kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui“. (QS. Al-Maidah: 54)
Orang-orang sholeh bersikap lemah lembut terhadap orang mukmin, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, berjihad di jalan Allah, dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Orang-orang yang tidak sholeh bersikap keras terhadap saudara muslimnya sendiri, bersikap lemah lembut terhadap orang-orang kafir, dan mereka yang suka mencela, men-jarh atau mereka yang suka “menilai” saudara muslimnya sendiri atau mereka yang suka berprasangka buruk terhadap amal kebaikan saudara muslimnya sendiri.
Orang-orang sholeh adalah mereka yang zuhud di dunia yakni mereka yang meninggalkan segala sesuatu yang dapat melalaikannya dari mengingat Allah Azza wa Jalla
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilany menyampaikan, mereka yang sadar diri senantiasa memandang Allah Azza wa Jallan dengan qalbunya, ketika terpadu jadilah keteguhan yang satu yang mengugurkan hijab-hijab antara diri mereka dengan DiriNya.
Semua banungan runtuh tinggal maknanya. Seluruh sendi-sendi putus dan segala milik menjadi lepas, tak ada yang tersisa selain Allah Azza wa Jalla.
Tak ada ucapan dan gerak bagi mereka, tak ada kesenangan bagi mereka hingga semua itu jadi benar. Jika sudah benar sempurnalah semua perkara baginya.
Pertama yang mereka keluarkan adalah segala perbudakan duniawi kemudian mereka keluarkan segala hal selain Allah Azza wa Jalla secara total dan senantiasa terus demikian dalam menjalani ujian di RumahNya.

Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor, 16830

2 Tanggapan
trm kasih,bermanfaat sekali ustad,..mohon ijin sebarkan artikel2 disini untk kami di papua..,krn paham wahabi udah masuk di papua.



pada 24 Maret 2011 pada 5:02 pm | Balasmutiarazuhud
Alhamdulillah, silahkan disebarluaskan. Sampaikan kepada saudara-saudara muslim kita disana agar bersyahadat dan bersholawat dengan penuh rasa cinta. Sungguh Allah Azza wa Jalla telah menetapkan kewajiban dan memberikan beberapa batas / larangan dan telah mengharamkan sesuatu adalah karena Allah Azza wa Jalla mencintai kita agar kita selamat menjalankan kehidupan di dunia dan selamat kembali kepadaNya.
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar