Awaluddin makrifatullah (awal-awal agama ialah mengenal ALLAH)
Setiap muslim wajib mengenali Allah ta’ala.
Bagaimana mungkin kita menyembah yang kita tidak kenal ?
Apabila seseorang itu tidak mengenal Allah, segala amal / perbuatan / ibadah tidak akan sampai (wushul) kepada ALLAH SWT.
Paling utama yang harus kita kenali adalah bahwa,
Katakanlah “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia
(QS al Ikhlas [112]: 1-4)
Selanjutnya bisa mengenali melalui namaNya, sifatNya, perbuatanNya bukan melalui dimanaNya atau bagaimanaNya.
Contoh mengenali melalui sifatNya adalah melalui rumusan yang digali dari Al-Qur’an dan Hadits seperti berikut ini,
20 sifat yang wajib (mesti ada) pada Allah
20 sifat yang mustahil (tidak mungkin ada ) pada Allah dan
1 sifat yang harus (boleh ada – boleh tidak) pada Allah.
Selanjutnya cara kita mengenal Allah adalah dengan mendekat kepada Allah, menemuiNya dan berinteraksi dengan Allah.
Berinteraksi dengan Allah = selalu sadar dan mengingat Allah, setiap perbuatan, perilaku kita / akhlak kita harus secara sadar dan mengingat Allah.
Berinteraksi dengan Allah = berinteraksi dengan firman-firmanNya yakni Al-Qur’an. Seluruh perbuatan, perilaku / akhlak kita harus selalu sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.
Sebaiknya kita tidak membicarakan atau mendiskusikan tentang dzatNya.
Tulisan saya tentang di mana Allah semata-mata untuk mengingatkan kita dengan perkataan Imam al Qusyairi bahwa,
” Dia Tinggi Yang Maha Tinggi, Luhur Yang Maha Luhur dari ucapan “bagaimana Dia?” atau “dimana Dia?”. Tidak ada upaya, jerih payah, dan kreasi-kreasi yang mampu menggambari-Nya, atau menolak dengan perbuatan-Nya atau kekurangan dan aib. Karena, tak ada sesuatu yang menyerupai-Nya. Dia Maha Mendengar dan Melihat. Kehidupan apa pun tidak ada yang mengalahkan-Nya. Dia Dzat Yang Maha Tahu dan Kuasa“.
Disitu tegas dikatatakan bahwa “Tidak ada upaya, jerih payah, dan kreasi-kreasi yang mampu menggambari-Nya“. Kitapun sebaiknya tidak mengupayakan membicarakan maupun mendiskusikan tentan dzatNya.
Wassalam
Zon di Jonggol
6 Tanggapan
pada 7 Oktober 2010 pada 8:10 am | Balas
adi
awaludin makrifatullah
awal agama mengenal Allah..
boleh ke setakat tahu sifat Allah sudah dikatakan mengenal Allah?
bolehkah sifat itu akan menyampaikan amalan kita kepada Allah…
pada 7 Oktober 2010 pada 2:33 pm | Balas
mutiarazuhud
Tahu sifat Allah swt merupakan langkah awal dalam mengenal Allah swt.
Selanjutnya cara kita mengenal Allah adalah dengan mendekat kepada Allah, menemuiNya dan berinteraksi dengan Allah.
FakePlassticLife
keliru..
kalau ‘selanjutnya’ nak mengenal Allah adalah dgn mendekati Allah lantas menemui Allah & berinteraksi dgn Allah..
mana mungkin bisa mendekati, menemui apatah lagi berinteraksi jikalau tidak mengenal Allah terlebih dahulu?
bukan kah Awwaludin Ma’rifatullah : awal-awal agama mengenal Allah?
setelah mengenal Allah, baru bisa mendekati, berinteraksi & menemui Allah?!
hamba yg keliru..
adi
Bagaimana boleh tahu sifat Allah sedang tak pernah jumpa?
Dah tak boleh jumpa macamana nak dekat?
mutiarazuhud
betul itu, bagaimana perkembangan di sana bagi kaum yang meletakkan Allah ta’ala di tempat yang jauh ?
adi
bagaimana nak mendekat kalau tak kenal orangnya?
=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar