Kekeliruan Pluralisme

Saat ini sering diperbincangkan tentang Pluralisme dan Tokoh Pluralisme.
Konsep pluralisme yang umat muslim pahami adalah keliru !
Baik dengan arti semua agama benar atau semua agama sama, karena Allah “memberitahukan” kepada manusia melalui nabi dan rasul secara bergantian tidak bersamaan !
Nabi yang kemudian bertugas sekaligus “memperbaiki” ajaran nabi sebelumnya yang kitabnya “dirusak”, “diubah”,”dilempar” oleh manusia.

Sampai Allah telah menetapkan yang “terakhir” dan akan menjaganya sampai akhir zaman.
Jadi urgensi diutusnya Nabi Muhammad dengan Islam adalah karena umat manusia sebelumnya telah merusak atau mengubah atau melempar ajaran/kitab dari nabi sebelum Nabi Muhammad.
Apakah manusia tidak menyadarinya ?
Klo sekedar toleransi, kita tidak perlu menerima paham pluralisme cukup dengan berpegangan pada kode etik dengan non muslim.
Kehidupan kita di dunia ini, diserang oleh isme-isme yang keliru seperti Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme (SPILIS).
Isme-isme itu sesungguhnya disebarluaskan oleh suatu kaum yang telah disebut oleh Allah dalam firmanNya,
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Al Maaidah: 82)
Kaum itu mempunyai maksud lain dari penyebaran paham Pluralisme , bagi mereka sesungguhnya,
Kaum itulah yang sesungguhnya , secara halus, mengarahkan olah pikir kita, pemahaman, filsafat, paradigma yang mengakibatkan kita konflik, berbeda pendapat bahkan peperangan.
Untuk itulah kita harus waspada dengan cara memahami mereka.
Selengkapnya baca tulisan sebelumnya
******************
Pustaka buku:
1. Zionisme – Gerakan Menaklukan dunia, Alm Z A Maulani (mantan kabakin era Habibi)
2. Ancaman Global freemasonry, Harun Yahya
3. Dajjal dan simbol setan , Toto Tasmara
4. Freemansory di asia tenggara , Abdullah Pattani
5. Mimpi Buruk Kemanusiaan: Sisi-sisi Gelap Zionisme / Ralph Schoenman
6. Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila : Menguak tabir pemikiran politik founding father, Drs Muhammad Thalib & Irfan S. Awwas
7. Suka Duka Gerakan Islam Dunia Arab, Maryam Jameelah


5 Tanggapan
[...] Kekeliruan Pluralisme [...]



pada 14 Februari 2011 pada 9:02 am | Balasmamo cemani gombong
bang Zon itu baru suatu kaum yang jelas2 masih manusia …….la musuh yang nyata adalah syetan……yang bisa lebih halus bahkan bisa memasuki tubuh kita dan ilmunya jauh diatas kaum tsb ……..bagaimana kita bisa menjaga agar syetan dalam diri kita “kalah” menurut saya itulah yang penting …….salam



pada 14 Februari 2011 pada 9:53 am | Balasmutiarazuhud
Maaf, mas Mamo.
Sebaiknya antum jangan terlampau fokus kepada (godaan) syetan ataupun pada yang antum anggap sebagai “musuh” karena ini justru (tanpa disadari) akan melupakan mengingat Allah (dzikrullah).
Orang-orang yang mendalami tasawuf menasehati fokuslah kepada mengingat Allah (dzikrullah) sehingga kita bisa dapat “melupakan” selain Allah ta’ala. Inilah sejatinya tauhid. Puncaknya bukan lagi “tiada tuhan selain Allah” namun “tiada selain Allah” atau “semua tiada kecuali Allah”. Sehingga dapat tercapai tujuan hidup untuk sampai kepada Allah ta’ala dan berkumpul dengan para Nabi, para Shidiqqin, Syuhada dan Sholihin. Berkumpul dengan mereka yang selalu mengingat Allah (dzikrullah). Mereka termasuk wali Allah/kekasih Allah, dimana mereka tidak khawatir dan tidak pula bersedih hati. Mereka tidak khawatir atau bersedih hati terhadap selain Allah ta’ala.
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Yunus [10]:62 )




pada 14 Februari 2011 pada 1:41 pmmamo cemani gombong
maaf menurut ana sumber segala perbuatan manusia yang dilarang Alloh adalah bisik2 syetan mas Zon ……seperti Adam as tertarik dari bisik2 syetan nah kalau manusia bersih dari godaan syetan InsyaAlloh selamat ……..ya betul bang jalannya selalu berdzikir …..tiap detak jantung kita ….Al lazi yuwaswisu fi sudurinnas…..koreksi kalau keliru ….maaf mas



Kalau kita dalami lebih lanjut bahwa sumber segala perbuatan manusia yang dilarang Allah adalah bisi2 syetan atas kehendak Allah ta’ala juga.
Segala sesuatu tidak akan mungkin terjadi tanpa kehendak Allah. Begitu pula bisikan syetan.
Namun Allah ta’ala tidak dapat dipertanyakan terhadap kehendakNya atau perbuatanNya.
Kitalah yang akan ditanya bagaimana sikap/perbuatan kita menghadapi kehendakNya.
Inilah yang dipahami dalam tauhid af’al atau tauhid perbuatan. Silahkan baca tulisan pada

Jadi tetap kita sebaiknya tidak disibukkan untuk “memperhatikan” atau “mengingat” bisikan Syaitan yang merupakan atas kehendakNya, namun sibukkanlah diri kita dengan mengingat Allah (dzikrullah).
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar