Muslim pada kebanyakan (umumnya) atau pada awalnya adalah berupaya menjadi orang-orang beriman (mukmin). Orang-orang beriman (mukmin) adalah mereka yang memahami dan menjalankan rukun Islam dan rukun Iman dengan minimal melaksanakan seluruh kewajiban (hukum/perkara wajib) dan menjauhi seluruh larangan dan pengharaman (hukum/perkara haram). Selengkapnya silahkan baca tulisan sebelumnya pada
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka jangan kamu sia-siakan dia; dan Allah telah memberikan beberapa batas, maka jangan kamu langgar dia; dan Allah telah mengharamkan sesuatu, maka jangan kamu pertengkarkan dia; dan Allah telah mendiamkan beberapa hal sebagai tanda kasihnya kepada kamu, Dia tidak lupa, maka jangan kamu perbincangkan dia.” (Riwayat Daraquthni, dihasankan oleh an-Nawawi).
Apa yang dijalankan dan ditaati oleh orang-orang beriman (mukmin) yakni menjalankan kewajiban, dan menjauhi batas/larangan dan pengharaman adalah melaksanakan amal ibadah atau ibadah ketaatan atau ibadah yang telah Allah ta’ala tetapkan atau ibadah yang telah Allah ta’ala syaratkan/syariatkan atau ibadah mahdah. Amal ibadah atau Ibadah ketaatan wajib mengikuti apa yang telah dijelaskan/disampaikan/dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Tidak tertinggal sedikitpun (dari perkataan atau perbuatan) yang (bisa) mendekatkan kamu dari surga dan menjauhkanmu dari neraka melainkan (semuanya) telah dijelaskan bagimu (dalam agama Islam ini)” (HR Ath Thabraani dalam Al Mu’jamul Kabiir no. 1647)
Perkataan atau perbuatan yang “mendekatkan kamu dari surga” adalah perihal kewajiban, “menjauhkanmu dari neraka” adalah perihal larangan dan pengharaman.
Jadi seluruh kewajiban, larangan, pengharaman sudah ditetapkan dan dijelaskan sejelas-jelasnya, Allah ta’ala tidak lupa!, selebihnya Allah ta’ala diamkan atau bolehkan sebagai tanda kasihNya kepada hambaNya.
Amal atau perbuatan yang telah Allah ta’ala diamkan artinya jika amal atau perbuatan tersebut tidak dilakukan oleh hambaNya akan didiamkan oleh Allah ta’ala atau tidak akan berdosa. Amal atau perbuatan itu adalah yang termasuk hukum/perkara boleh. Boleh-dianjurkan (sunnah/mandub), boleh-boleh (mubah) dan boleh-tidak disukai (makruh).
Orang-orang yang melakukan amal sholeh atau amal kebaikan dan mendapatkan balasan yang baik (pahala) adalah mereka yang melaksanakan perbuatan yang hukum/perkara boleh-dianjurkan (sunnah/mandub) dan menghindari perbuatan yang hukum/perkara boleh-boleh (mubah) dan boleh-tidak disukai (makruh). Selengkapnya silahkan baca tulisan pada
Contoh-contoh amal sholeh / amal kebaikan
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran [3]:133-134 )
Abi Dzar r.a. berkata: Sekelompok sahabat berkata kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.”Nabi Saw. Bersabda,”Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? (Yakni) bahwa setiap kali tasbih (bacaan subhnallah) adalah sedekah, setiap kali tahmid (bacaan alhamdulillah) adalah sedekah,setiap kali tahlil (bacaan la ilaha ilallah) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan jimaknya salah seorang diantara kalian juga adalah sedekah.”Mereka bertanya,”Wahai Rasulullah,apakah jika salah seorang dari kami memenuhi hajat syahwatnya berpahala? “Rasulullah Saw. Menjawab, “Menurutmu ,bukanlah jika ia menyalurkan syahwatnya pada yang haram berdosa? Maka demikian pula apabila ia menyalurkannya pada yang halal, ia mendapatkan pahala.” (Diriwayatkan pada yang halal,ia mendapatkan pahala.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selama matahari masih terbit. Engkau mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah sedekah,menolong seseorang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan adalah sedekah,kata-kata yang baik adalah sedekah,setiap langkah kaki yang kau ayunkan untuk shalat adalah sedekah,dan engkau menyingkirkan aral dari jalan adalah juga sedekah. “(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)
Nawas bin Sam’an r.a. meriwayatkan dari Nabi Saw., beliau bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala hal yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain meli-hatnya. “(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Wabishah bin Ma’bad r.a. berkata: Saya datang kepada Rasulullah Saw., beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan?” Saya menjawab, “Benar.”Beliau bersabda, “Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menenteramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang mem-benarkanmu.” Ini adalah hadits yang kami riwayatkan dari dua imam, yaitu Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darami dengan sanad hasan
Dalam riwayat Ibnu Hibban, disebutkan: “Senyummu dihadapan saudaramu adalah shadaqah. Menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan manusia adalah shadaqah. Petunjukmu kepada seseorang yang tersesat di jalan juga shadaqah.”. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya (al-Ihsan:474, 529)
Kesimpulannya bahwa amal sholeh atau amal kebaikan atau ibadah ghairu mahdah adalah perbuatan yang dilakukan atas kesadaran atau kemauan sendiri yang merupakan bagian dari akhlakul karimah.
Akhlakul karimah adalah kesadaran atau perbuatan/perilaku secara sadar dan mengingat Allah ta’ala
Selengkapnya tentang ibadah ketaatan (ibadah mahdah) dan ibadah kebaikan (ibadah ghairu mahdah) silahkan baca tulisan pada
Ibadah ghairu mahdah adalah ibadah yang beberapa dicontohkan oleh Rasulullah saw dan dianjurkan untuk mengikuti , namun sebagian lagi diserahkan kepada manusia sesuai keinginan, kebutuhan, teknologi atau zaman asalkan tidak melanggar larangan dalam Al-Qur’an dan hadits, seperti bersedekah, berdoa, berdzikir, bersholawat, bekerja, makan, minum, jima’, menggunakan safety belt, menggunakan helm, menggunakan rem kendaraan dll
Jadi pada hakikatnya muslim yang melakukan amal sholeh/amal kebaikan dalam rangka berupaya menjadi muslim yang baik atau muslim yang sholeh atau muslim yang ihsan (muhsinin)
Sebagian muslim menisbatkan dirinya pada Salafush Sholeh dari sisi ketaatan atau ibadah ketaatan (ibadah mahdah)
Sedangkan kami, muslim yang mengamalkan tasawuf dalam Islam memahami Salafush Sholeh dari sisi kesholehan atau ibadah kebaikan (ibadah ghairu mahdah) atau amal sholehnya.
Mereka dipanggil sebagai Salafush Sholeh karena mereka sholeh, baik, berakhlak baik, mereka mempersembahkan diri mereka di hadapanNya. Mereka tidak mau membela diri karena malu terhadap rububiyah-Nya dan merasa cukup dengan sifat qayyum-Nya. Mereka yakin bahwa Allah memberi mereka sesuatu yang lebih daripada apa yang mereka berikan untuk diri mereka sendiri. Mereka adalah generasi terbaik yang berserah diri (Islam) kepada Allah. Sehingga mereka mencapai tingkatan muslim yang terbaik yakni Ihsan (muhsin/muhsinin). Ihsan (kata arab) yang maknanya baik, terbaik.
Kami berupaya mengikuti/mencontoh para Salafush sholeh. Kami mendalami tasawuf dalam Islam adalah mendalami tentang akhlakul karimah, mendalami upaya agar dapat “seolah-olah melihatNya”, mendalami tentang ihsan yang bagian dari pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana yang disampaikan oleh malaikat Jibril
Tentang Islam (rukun Islam/fiqih), Tentang Iman (rukun Iman/Ushuluddin) , Tentang Ihsan (akhlak/tasawuf)
Kami mendalami tasawuf dalam Islam dalam upaya kami agar dapat seolah-olah melihat Allah ta’ala, berdasarkan sunnah Rasullah.
Rasulullah saw berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda.”
Muslim pada umumnya adalah berupaya menjadi orang beriman (mukmin). Kemudian setelah menjadi mukmin dan setelah mempunyai kesadaran maka mereka berupaya menjadi mukmin yang sholeh (muhsin/muhsinin) dengan melakukan amal kebaikan atau amal sholeh.
( QS Lukman [31]:3-5 )
[31:3] menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (muhsinin)
[31:4] (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.
[31:5] Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
[10:9] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam syurga yang penuh keni’matan.
[19:76] Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya
Orang-orang shaleh
[29:9] Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh
[3:114] Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.
[7:196] Sesungguhnya pelindungku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.
[4:69] Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
[26:83] (Ibrahim berdo’a): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh
Beriman dan mengerjakan amal shaleh merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah ta’ala
[34:37] Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yangmendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh), mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga)
Balasan bagi orang beriman dan beramal saleh
[26:227] kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali
[2:82] Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
[3:57] Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.
[4:122] Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?
[11:23] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya
[19:60] kecuali orang yang bertauanbat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.
[19:96] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang
[22:14] Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
[22:50] Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia
[29:7] Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.
[30:15] Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira.
[31:8] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh keni’matan,
[42:26] dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat keras.
[98:7] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Allah ta’ala memberi mereka sesuatu yang lebih daripada apa yang mereka berikan/kerjakan
[16:97] Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan
[29:7] Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.
Janji Allah ta’ala bagi mereka yang beriman (mukmin) dan mengerjakan amal saleh, masuk surga tanpa hisab
“….Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. (QS Al Mu’min [40]:40 )
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”. (QS An Nisaa’ [4]:124 )
Amalan tasawuf dalam Islam adalah upaya untuk mendapatkan keridhoan Allah ta’ala atau mendapatkan kecintaan Allah ta’ala kepada hambaNya, salah satunya dengan mengamalkan sunnah Rasulullah yakni berlaku zuhud.
Dari Abul Abbas — Sahl bin Sa’ad As-Sa’idy — radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah! Tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku beramal dengannya aku dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.” Maka Rasulullah menjawab: “Zuhudlah kamu di dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan mencintaimu.” (Hadist shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya).
Semoga kami dengan mendalami tasawuf termasuk kaum yang dikabarkan oleh Allah ta’ala
“…kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54)
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
=====
27 Oktober 2010 oleh mutiarazuhud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar