Peta Manusia

Di dunia ini hanya ada dua pilihan (jalan) haq atau bathil
Allah ta’ala telah mengilhami seluruh jiwa manusia

“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya“. (QS Asy Syams [91]:8)
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan” (QS Al Balad [90]:10)

Pilihan hanyalah beragama atau tidak beragama

Pilihan hanyalah menjadi muslim atau non muslim



Dalam Al-Qu’an dan Hadits tidak pernah dikatakan agama Yahudi atau agama Nasrani, yang ada adalah kaum Yahudi dan Kaum Nasrani
Allah ta’ala berfirman

“Tidak ada paksaan untuk beragama” (QS Al Baqarah [2]:256)
Tidak ada paksaan namun pada ayat yang sama dijelaskan bahwa
“Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat” (QS Al Baqarah [2]:256)

Jadi manusia itu ada dua macam saja, bersyahadat dan tidak bersyahadat.
Jika bersyahadat maka jiwa mereka tidak berontak, mereka bersaudara

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara” (QS Al Hujurat [49]:10)

Jika tidak bersyahadat maka jiwa mereka berontak dan mempunyai rasa permusuhan terhadap yang bersyahadat

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri“. (QS Al Maaidah [5]:82)

Allah ta’ala mengatakan yang mempunyai rasa permusuhan adalah orang Yahudi dan orang Musyrik sedangkan orang Nasrani (orang yang ditipu/disesatkan orang Yahudi) ada bersahabat dengan orang-orang yang telah bersyahadat.
Orang Yahudi yang menyesatkan orang Nasrani dengan berpura-pura menjadi pengikut Nabi Isa a.s
Orang Yahudi berkeinginan untuk menjadikan manusia di muka bumi sebagai Tuhan.
Mereka sukses menciptakan sosok “orang yang diserupakan dengan ‘Isa ” (QS An Nisaa [4]:157) sebagai putera Tuhan dan sistem kepausan yang dapat memutuskan yang sebenarnya halal menjadi haram atau yang sebenarnya haram menjadi halal
Selanjutnya orang Yahudi ditengarai akan menciptakan atau mengarahkan ulama dikalangan muslim untuk dapat menetapkan yang haram menjadi halal dan yang halal menjadi haram
Bagi orang Yahudi , manusia yang unggul adalah Tuhan. Tuhan yang sebenarnya ditempatkan di tempat yang jauh/tinggi yakni surga sedangkan di dunia adalah manusia yang unggul.
Mereka akan berupaya untuk menjadi manusia yang unggul diatas manusia yang diciptakan/diarahkan menjadi penetap yang bertentangan dengan kehendak Allah Azza wa Jalla
Langkah-langkah orang Yahudi untuk “intervensi” dalam dunia Islam adalah mendirikan lembaga-lembaga kajian Islam. Mereka memahami Al-Qur’an dan hadits secara tekstual atau dzahir dan berupaya menyusupkan pemahaman mereka kepada ulama-ulama muslim.
Salah satu tonggak keberhasilan orang yahudi mengakhiri sistem kekhalifahan (kesatuan dalam agama/aqidah) memperkenalkan sistem negara (nation state) atau paham Nasionalisme
Sebelum keruntuhan kekhalifahan Turki Ustmani lahir gerakan nasionalisme Arab. Jenderal Allenby mengirim seorang perwira Yahudi Inggris bernama Edward Terrence Lawrence ke Hijaz untuk menemui para pemimpin di sana. TE. Lawrence ini diterima dengan sangat baik dan seluruh hasutannya di makan mentah-mentah oleh tokoh-tokoh Hijaz.

Maka orang-orang dari Hijaz ini kemudian membangkitkan nasionalisme Arab dan mengajak tokoh-tokoh pesisir Barat Saudi untuk berontak terhadap kekuasaan kekhalifahan Turki Utsmaniyah, dan setelah itu mendirikan Kerajaan Islam Saudi Arabia. Selengkapnya telah diuraikan dalam tulisan padahttp://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/02/23/bahaya-laten/

Silahkan periksa video berikut


Nasionalisme sejatinya adalah individualisme dalam skala besar atau skala negara. Dengan terhasut paham nasionalisme (individualisme skala besar) mengakibatkan “keadaan perang” di negara atau wilayah saudara muslim lainnya seperti di Palestina, Afghanistan, dll, tidak dianggap atau dirasakan sebagai keadaan perang di negara kaum muslim lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan hadits “Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari 5552) (HR Muslim 4685). Tulisan selengkapnya silahkan baca pada
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/04/18/paham-individualisme/
Saat ini yang akan diruntuhkan adalah yang dikenal sebagai pusat Islam yakni orang muslim di jazirah Arab dengan paham Pluralisme.

Saat ini wilayah kerajaan dinasti Saudi pun telah terpengaruh oleh paham pluralisme .

Perhatikan video pertama yang dimulai pada menit ke 2:56


kemudian lanjutkan video kedua dari awal.


Transkript video dapat dibaca dalam tulisan pada
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/04/02/2011/02/07/muslim-bukanlah-ekstrimis/

atau baca berita di
http://www.eramuslim.com/editorial/shimon-peres-memuji-raja-abdullah.htm
Mereka telah menjadikan kaum non muslim sebagai teman, sebagai penasehat dan meninggalkan kaum muslim.
Begitu pula kita menyesalkan pemimpin-pemimpin negeri yang muslim mau menjadi “pemimpin boneka” Amerika seperti di Afghanistan, Palestina dan termasuk pemimpin seperti Husni Mubarak di Mesir yang telah tumbang. Begitupula kita menyesalkan Wakil Presiden Mesir, Omar Suleiman yang mempunyai “hubungan dekat” dengan Amerika.
Mereka adalah para pemimpin yang mempunyai ”hubungan dekat” dengan Amerika. Mereka menjadi pemimpin yang ”memenuhi” kepentingan Amerika. Pada hakikatnya mereka berkawan dengan Amerika, yang sangat berperan didalamnya adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik. Amerika yang menginginkan menjadi pemimpin dunia, pemimpin seluruh manusia,
Padahal Allah ta’ala telah memperingatkan dengan firmanNya yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” , (Ali Imran, 118)
Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati“. (Ali Imran, 119)
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (Qs. Al Mujadilah : 22)
“Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dan meninggalkan orang-orang mu’min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah…” (Qs. Ali-Imran : 28)
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )
Perhatikanlah keadaan tanah suci pada saat ini. Memang orang-orang kafir tidak masuk ke kota suci Mekkah dan Madinah namun hedonisme dan kapitalisme telah merambah ke sana.
Disekelliing Mekkah dipenuhi fasilitas lebih dari yang dikatakan cukup. Sehingga lebih condong menumbuhkan sifat cinta dunia (hubud dunya). Perjalanan Ibadah Haji bisa menjadi bukan ibadah ruhani namun ibadah fisik semata seperti layaknya perjalanan wisata dengan agenda acara.
Peninggalan atau jejak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah ditiadakan. Sebagai contoh kita tidak lagi tahu tempat perjanjian Hudaibiyah bahkan perkampungan kelahiran baginda Muhammad Shallallahu alaihi wasallam akan tinggal “menurut cerita” tidak lagi dalam bentuk fisik aslinya. Patutlah ada yang berpendapat pelayan dua tanah suci, diibaratkan telah merusak agama. Selengkapnya silahkan baca tulisan pada http://pa-in.facebook.com/topic.php?uid=158627454157869&topic=361
Marilah kita pahami keadaan manusia, khususnya umat muslim sebagai warisan untuk generasi penerus.
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar