Inginkah anda bahagia ?

Inginkah anda bahagia ?
Apakah bahagia itu ?
Memiliki kekayaan atau harta berlimpah ?
Memiliki/mendapatkan segala apa yang kita inginkan ?
Sebagian lagi berpendapat bahwa keinginan mengakibatkan ketidak-bahagiaan, sehingga bahagia harus didapat dengan mengurangi / menghilangkan keinginan ?
Dapat  melakukan segala apa yang kita mau ?
Memberi dan berbagi dengan siapa saja ?
Melakukan sesuatu yang memberi arti bagi orang lain ?
Sebagian lagi berpendapat bahwa akan merasa berbahagia jika dekat dengan “kekuasaan” dan dapat memanfaatkannya, seperti dekat dengan Presiden, Menteri, Atasan  dll.
Imam al-Ghazali, seperti dikutip Hamka dalam Tasawuf Modern, mengungkapkan: ”Bahagia dan kelezatan yang sejati, ialah bilamana dapat mengingat Allah.”

Hutai’ah, seorang ahli syair, menggubah sebuah syair:
(Menurut pendapatku, bukanlah kebahagiaan itu pada pengumpul harta benda;  Tetapi, taqwa akan Allah itulah bahagia).
Yup, bahagia adalah selalu berada pada jalan yang lurus.
Apakah jalan yang lurus ?
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat / bahagiakepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Faatihah : 7)
Berapa kali kah seorang muslim setiap hari meminta / berdoa seperti ini,
Tunjukilah kami jalan yang lurus (Al Faatihah : 6).
Jawabannya, adalah minimal  17 x dalam sehari ketika sholat 5 waktu.
Pertanyaan berikutnya apakah upaya yang dilakukan oleh seorang muslim agar permintaan / doa itu terlaksana?
Ternyata banyak muslim hanya sebatas meminta / berdoa saja tanpa upaya atau tidak pernah tahu apa upaya yang harus dilakukan terhadap permintaan / doa tersebut, atau malah tidak pernah merasa meminta / berdoa walaupun melaksanakan sholat 5 waktu.
Tunjukilah kami jalan yang lurus, dimanakan petunjuk Allah kita dapatkan ?
Dengan kitab (Al-Qur’an) itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS Al Maa’idah. :16)(
Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (QS. Al Baqarah : 2)
Kebahagian adalah berada pada jalan yang lurus berdasarkan petunjuk Allah pada Al-Qur’an.
Untuk itulah sebagai muslim wajib  membaca, mengetahui, memahami, merujuk, mengikuti, melaksanakan  petunjuk Al-Qur’an..
Manusia dalam menjalankan / mengarungi kehidupan di dunia dengan berbagai cara yakni,
Dengan Insting
Dengan Panca Indera
Dengan Akal dan Hawa Nafsu
Dengan Petunjuk Allah
Manusia paling mulia adalah menjalankan / mengarungi kehidupan di dunia berdasarkan petunjuk Allah.

Manusia yang hanya sampai dengan akal dan hawa nafsu seperti contoh adalah mereka berpemahaman sesat seperti Sekularisme, Pluralisme dan Libralisme agama.
Mereka mengetahui, memahami Al-Qur’an namun dengan akal, hawa nafsu, keinginan sendiri.
Mereka mengetahui, memahami dan memilih sebagian ayat-ayat Al-Qur’an agar mereka mendapatkan ridho kaum kafir.
Mereka sesat dan bukan berada pada jalan yang lurus. Seperti yang telah di fatwakan oleh MUI bahwa  paham Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme Agama adalah bertentangan dengan agama Islam dan haram mengikuti paham-paham tersebut,  fatwa Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005,http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=137.
Ironisnya pemimpin salah satu parpol besar yang baru saja terpilih dalam munas di Pakanbaru adalah orang yang mendukung paham sesat tersebut, dibuktikan dengan donasi dan dukungan beliau pada freedom institute.http://kedai-kebebasan.org/berita/ekonomi/article.php?id=71
Begitu pula pemimpin negeri , presiden dan wapres terpilih periode 2009 – 2014 adalah keberhasilan dukung-mendukung sebagian mereka dengan pemahaman sesat tersebut. Pemahaman yang bertentangan dengan agama Islam.
Inilah suatu ironi pada negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Mungkinkah ini arti musibah-musibah yang berkelanjutan terjadi pada negeri ini ?.
Semoga para pemimpin dapat memahami, mengambil hikmah dari musibah-musibah dan bertobat sehingga kembali kepada petunjuk Allah dalam memimpin negeri ini. Pimpinlah negeri ini bukan berdasarkan petunjuk / pendapat  kaum kafir sebagaimanapun mereka pandai/pintar.
Jikalaupun meminta petunjuk, pendapat pada orang-orang, pilihlah orang-orang yang mengingat Allah !
Iman pada Al-Qur’an adalah keimanan yang paling mudah diraih dibandingkan keimanan yang lain seperti kita ketahui dari rukun iman. Iman pada Al-Qur’an kita bisa dapati baik dengan insting/fitrah manusia,  panca indera (membaca dan mendengar),  mengetahuinya dengan akal, serta memahami dan menjadikannya petunjuk.
Sifat baik adalah fitrah yang diberikan Allah sejak kita di dalam kandungan. Fitrah (sifat-sifat baik) adalah kecenderungan manusia untuk berbuat kebaikan, seperti halnya binatang buas diberi Allah SWT,  kecenderungan untuk bersifat buas walaupun ia berusaha dijinakkan di lingkungan manusia. Hawa nafsu dan pilihan manusia sendiri yang membuat seorang manusia menjadi jahat dan berperilaku buruk.
Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT. berfirman: “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (lurus) semuanya. Dan sesungguhnya mereka didatangi oleh syetan yang menyebabkan mereka tersesat dari agama mereka” (HR Muslim).
Allah menganugerahi manusia kesempatan untuk memilih yang baik atau yang buruk sesuai firman Allah: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (QS, Al-Balad 90: 10). “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS, Al-Insaan 76: 3). Kemudian syetan berusaha mengaburkan jalan yang benar sehingga jalan yang baik oleh manusia dikira sesat, dan jalan yang sesat dikira benar.
Allah SWT. berfirman dalam Al-Quran surat Al Baqarah 2: 216: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Jelaslah bahwa manusia harus menggunakan petunjuk Allah (Al-Qur’an) secara menyeluruh agar mendapatkan keselamatan / kebahagian dunia dan akhirat.
Sudahkah anda membaca, mengetahui, memahami , merujuk, mengikuti, melaksanakan  petunjuk Al-Qur’an pada hari ini ?
Semoga kita dianugerahi Allah ni’mat / bahagia.
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar