Takfir dan kesalahpahaman

Pentakfiran serampangan karena kesalahpahaman
Kita telah paham bahwa terlarang mengkafirkan seorang yang telah bersyahadat secara serampangan atau berdasarkan pemahamannya (kaum) sendiri karena pemahaman (kaum) sendiri belum tentu benar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa pun orang yang berkata kepada saudaranya, ‘Wahai kafir’ maka sungguh salah seorang dari keduanya telah kembali dengan kekufuran tersebut, apabila sebagaimana yang dia ucapkan. Namun apabila tidak maka ucapan tersebut akan kembali kepada orang yang mengucapkannya.” (HR Muslim).
Al-Allamah Al-Imam Al-Sayyid Ahmad Masyhur Al-Haddad mengatakan, “ Telah ada konsensus ulama untuk melarang memvonis kufur ahlul qiblat ( ummat Islam ) kecuali akibat dari tindakan yang mengandung unsur meniadakan eksistensi Allah, kemusyrikan yang nyata yang tidak mungkin ditafsirkan lain, mengingkari kenabian, prinsip-prinsip ajaran agama Islam yang harus diketahui ummat Islam tanpa pandang bulu (Ma ‘ulima minaddin bidldloruroh), mengingkari ajaran yang dikategorikan mutawatir atau yang telah mendapat konsensus ulama dan wajib diketahui semua ummat Islam tanpa pandang bulu. Selengkapnya silahkan baca uraian dalam tulisan pada
Pada saat ini beberapa kesalahpahaman yang dapat mencetuskan pengkafiran orang muslim adalah

Kesalahpahaman tentang tauhid jadi tiga
Kesalahpahaman “10 pembatalan keislaman”
Kesalahpahaman tentang bid’ah dan kesalahpahaman-kesalahpahaman lainnya.
Bahkan kesalahpahaman ini bisa mengakibatkan peng”halal”an darah kaum muslim sehingga terjadi pembunuhan pada kaum muslimin oleh saudara muslim sendiri, sebagaimana terurai dalam buku tentang “sekte berdarah”, resensinya dapat di baca pada


Walaupun buku tersebut boleh saja terjadi kekurangan akuratan dalam datanya sehingga terjadi bantahan seperti pada
Namun fakta pembunuhan saudara-saudara muslim kita karena perbedaan pemahaman tidaklah dapat dihilangkan begitu saja sebagai contoh salah satunya sebagaimana yang terlukiskan dalam buku karya al-Hafizh Ahmad al-Ghumari dalam kitabnya, Ju’nat al-’Aththar. Cuplikan buku tersebut dapat dibaca pada http://www.aswaja-nu.com/2010/01/dialog-syaikh-al-syanqithi-vs-wahhabi_20.html

Kesalahpahaman tentang tauhid jadi tigaPembagian tauhid jadi tiga bukan dilakukan oleh Salafush Sholeh namun oleh ulama-ulama kemudian. Salah satu ulama yang gigih menyebarluaskan pembagian tauhid jadi tiga adalah ulama Ibnu Taimiyah. Pembagian tauhid jadi tiga termasuk perkara baru (bid’ah) dan termasuk bid’ah dlolalah. Kami telah menguraikan kesalahpahaman pembagian tauhid jadi tiga dalam tulisan pada
Berikut link-link yang menguraikan kesalahpahaman pembagian tauhid jadi tiga

Kesalahpahaman “10 pembatalan keislaman”
Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan pada
Kesalahpahaman tentang bid’ah
Hal ini telah kami uraikan dalam beberapa tulisan
Kesalahpahaman-kesalahpahaman yang dialami oleh saudara-saudara muslim kita tersebut agar terjadi perselisihan diantara kaum muslim ditengarai (diduga) memang disusupi (ghazwul fikri) oleh kaum yang mempunyai rasa permusuhan dengan kaum muslim.
Firman Allah ta’ala yang artinya, “orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik” ( QS Al Maaidah [5]: 82 ).
Mereka khususnya adalah Zionis Yahudi (freemason, iluminati, lucifier atau apapun namanya). Mereka yang berpaling dari kitab Taurat dan mengikuti ajaran paganisme peninggalan Mesir kuno

Allah ta’ala telah memperingatkan kita dalam firmanNya yang artinya,
“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah).” (QS Al Baqarah [2]: 101 )ya

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).” (QS Al Baqarah [2]:102 )
Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan pada
Saudara-saudara muslim kita yang salah pikir (fikr) atau salah paham dipengaruhi oleh hasutan Zionis Yahudi melalui pusat-pusat kajian keislaman yang mereka dirikan dengan mempropagandakan pemahaman agama dengan lebih menitik beratkan pemahaman secara ilmiah dengan metodologi “terjemahkan saja” atau memahami nash Al Qur’an dan Hadits secara harfiah atau apa yang tertulis / tersurat. Hal ini telah diuraikan dalam tulisan padahttp://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/07/07/2011/02/02/terjemahkan-saja/
Pemahaman secara ilmiah bagaikan ilmuwan yang menyusun karya tulis / karya ilmiah dengan merujuk pemahaman per kata atau per kalimat yang sama atau senada disisertai pemahaman secara deduktif. Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/03/15/keyakinan-ilmiah/
Kita memahami Al Qur’an dan Hadits tidak dapat hanya berbekal pemahaman secara ilmiah. Ada kelebihan umat muslim yang tidak akan dikaruniakan oleh Allah Azza wa Jalla kepada mereka yang tidak bersyahadat (non muslim) yakni pemahaman secara hikmah atau pemahaman yang dalam atau pemahaman yang “melampaui kerongkongan”
Rasululullah shallallahu alaihi wasallam bahwa “ada zamannya ulama (ahli ilmu) membaca Al-Qur’an dan hadits namun tidak melampaui kerongkongan mereka”
Pemahaman secara hikmah dikaruniakan oleh Allah Azza wa Jalla kepada siapa yang dikehendakiNya
Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)“. (QS Al Baqarah [2]:269 )
Pemahaman secara harfiah (metodologi terjemahkan saja) dapat mengakibatkan kekufuran dalam i’tiqod / akidah

Pendapat Imam Ahmad ar-Rifa’i (W. 578 H/1182 M) dalam kitabnya al-Burhan al-Muayyad sebaiknya kita ingat selalu agar kita terhindar dari kekufuran dalam i’tiqod / akidah.
“Sunu ‘Aqaidakum Minat Tamassuki Bi Dzahiri Ma Tasyabaha Minal Kitabi Was Sunnati Lianna Dzalika Min Ushulil Kufri”
“Jagalah aqidahmu dari berpegang dengan dzahir ayat dan hadis mutasyabihat, karena hal itu salah satu pangkal kekufuran”.
Imam besar ahli hadis dan tafsir, Jalaluddin As-Suyuthi dalam “Tanbiat Al-Ghabiy Bi Tabriat Ibn ‘Arabi” mengatakan “Ia (ayat-ayat mutasyabihat) memiliki makna-makna khusus yang berbeda dengan makna yang dipahami oleh orang biasa. Barangsiapa memahami kata wajh Allah, yad , ain dan istiwa sebagaimana makna yang selama ini diketahui (wajah Allah, tangan, mata, betempat), ia kafir secara pasti.”

Selengkapnya silahkan baca uraian dalam tulisan pada
Pemahaman secara harfiah (metodologi terjemahkan saja) juga dapat mengakibatkan radikalisme.
Bayangkan mereka yang memahami Al Qur’an dengan metodologi terjemahkan saja, misalkan memahami firman Allah Azza wa Jalla dalam (QS At Taubah [9]:5 yang artinya,”Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian“

Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan pada
Begitulah kesalahpahaman-kesalahpahaman selama ini yang telah mengganggu Ukhuwah Islamiyah secara umum bahkan diantara mereka sendiri seperti yang kami uraikan dalam tulisan pada
Wassalam
Zon di Jonggol, kab Bogor 16830

3 Tanggapan
sesungguhnya ketika kita berinteraksi dengan Al Qur’an dengan penuh ketundukan dan kepatuhan maka kita akan menyadari siapa diri kita sebenarnya.
Al Qur’an berbicara tentang orang orang “kafir”, maka berkacalah wahai orang orang yang mengaku islam dan beriman.
——————————————————————————————
Wa Mā Tafarraqa Al-Ladhīna ‘Ūtū Al-Kitāba ‘Illā Min Ba`di Mā Jā’at/humu Al-Bayyinahu,
Wa Mā ‘Umirū ‘Illā Liya`budū Allāha Mukhlişīna Lahu Ad-Dīna Ĥunafā’a Wa Yuqīmū Aş-Şalāata Wa Yu’utū Az-Zakāata Wa Dhalika Dīnu Al-Qayyimah



berkaca tentu bagus…. sayangnya mukanya jelek, tapi orang lain yang disebut



ayemyho
mau mengatakan pa ya….?
Krna kphaman ilmuq tdk sbnding dgn pra shbt,tabiin,tabiat,dan wali2 allah
wes tak mnot ae, g sah menghkmi org ni sesat,kafir,bid’ah dll

nabi ja g blang kpd shbtx bid’ah ktk mlht shbtx ktka sholat mengambil bju tuk lmek sjud sholat….
ini msh da trusanx jgn lgsug di smplkan nka nko!

Klo pgen tau ayo breng2 ngaji lagi,klo dah pnter jgn di gnkan tuk menghkumi yg tdk spmestx kita hkumi,
soalx kt tdk lbh pandai dr pd rosulullah saw,sahabat,tabiin,tabi’at,dan wali2 all
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar