Apakah tujuan mereka “menyeragamkan” pemahaman agar tidak memusuhi Amerika
Mari kita analisa dua buah info berikut.
Info pertama bersumber dari
***** awal kutipan *****
Raja Abdullah:
”Saya meminta kepada seluruh agama yang turun dari langit” (samawi)
”Untuk berkumpul dengan saudara-saudara mereka dalam satu iman dan ketaatan kepada seluruh agama, karena kita menghadap kepada satu Tuhan”
”Saya pernah berpikiran untuk mengunjungi Vatican , dan sayapun telah mengunjunginya”
”Sayapun bertemu dengan Paus dan saya berterima kasih padanya”
”Saya berterima kasih (karena) dia menemui saya”
”Saya tidak akan melupakan pertemuan seorang manusia dengan seorang manusia”
”dan ketika itu aku tawarkan ide ini kepadanya yaitu untuk menghadap kepada Tuhan ~ Yang Maha Perkasa lagi Mulia ~”
”Menghadap kepada Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Mulia, dalam apa yang Dia perintahkan dalam agama-agama yang turun dari langit dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an”
”Kita meminta kepada Tuhan Yang Maha Mulia lagi Perkasa agar memberi petunjuk pada kita semua”
”Semua agama-agama ini kepada satu kalimat yang diperintahkan oleh Tuhan ~Yang Maha Perkasa lagi Mulia ~ untuk dilaksanakan oleh manusia”
”Insyaallah dalam waktu sedekat mungkin, dan ketika kita berkumpul dan telah disetujui, Insyaallah, semuanya dalam kebaikan ~ semua agama”
”Saya akan pergi ke PBB, Saya juga yakin hingga orang yang beriman dengan Abrahamisme”
”Saya juga menginginkan mereka …. tapi ketiganya ini wajib bagi mereka Taurat, Injil dan Al-Qur’an dan selebihnya Insyaallah semuanya baik”
”Pada mereka ada kebaikan, karena kemanusiaan mereka juga bagus”
”karena moral mereka juga bagus dan karena negara mereka juga bagus dan karena semuanya adalah keluarga”
***** akhir kutipan *****
Info kedua bersumber dari
***** awal kutipan *****
Pertemuan agama-agama yang digagas Raja Abdullah, bukan hanya ingin menyelesaikan masalah konflik Palestina-Israel, tapi yang lebih pokok, ingin meningkatkan peran agama-agama yang ada di dunia, menghentikan tindak kekerasan terorisme. Inisiatif Raja Abdullah ini, tak lain, sejalan dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah Amerika, yang tujuannya dengan menggunakan agama-agama yang ada untuk mendukung kebijakan Amerika.
Raja Abdullah adalah sekutu utama Amerika di Timur Tengah. Terutama, berkaitan dengan kebijakan luar negeri Amerika yang memerangi terorisme secara global.
Bahkan, sejauh ini Amerika telah melakukan campur tangan di dalam negeri pemerintah Kerajaan Arab Saudi, seperti menyangkut kebijakan dibidang pendidikan. Dimana Amerika ingin merubah total kurikulum pendidikan agama.
Inisiatif yang dilakukan Raja Abdullah ini, pararel dengan kebijakan luar negeri Amerika, yang ingin menciptakan negara-negara moderat, dan kelompok-kelompok moderat, yang tidak memusuhi Amerika, dan Israel .
***** akhir kutipan *****
Analisa kami,
Mereka berupaya agar setiap muslim, masing-masing berijtihad bahkan masing-masing beristinbat terhadap Al Qur’an dan Hadits tanpa perlu memperhatikan kompetensi dalam berijtihad atau kompetensi dalam beristinbat (menetapkan hukum perkara)
Mereka berpaling dari Imam Mazhab yang empat mengikuti ulama yang “mendobrak” pintu ijtihad yakni mengikuti pemahaman Ibnu Taimiyah yang dipahami oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Pemahaman seperti anak panah yang meluncur dari busurnya, sebagaiamana telah diuraikan dalam tulisan sebelumnya pada
Dinasti Saudi bekerjasama dengan paham Wahhabi ingin menciptakan muslim yang moderat, mendukung kebijakan Amerika, perdamaian dunia di bawah kepemimpinan Amerika dan menciptakan sikap tidak memusuhi Amerika dan Israel yang dibelakang Amerika dan Israel adalah kaum Zionis Yahudi.
Mereka “keras” terhadap saudara muslim sendiri dalam rangka untuk menyeragamkan pemahaman sebagaimana pemahaman mereka namun mereka bersahabat dengan kaum kafir.
Wallahu a’lam
Berlawanan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala yang artinya,
“Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Maa’iadah [5]:54 )
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” , (Ali Imran, 118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati“. (Ali Imran, 119)
“Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dan meninggalkan orang-orang mu’min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah…” (Qs. Ali-Imran : 28)
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )
Kaum yang dimurkai Allah Azza wa Jalla sebagaimana yang disampaikan dalam riwayat berikut
Hadits yang diriwayatkan Sufyan bin Uyainah dengan sanadnya dari Adi bin Hatim. Ibnu Mardawih meriwayatkan dari Abu Dzar, dia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tentang orang-orang yang dimurkai“, beliau bersabda, ‘Kaum Yahudi.’ Saya bertanya tentang orang-orang yang sesat, beliau bersabda, “Kaum Nasrani.“
Hamad bin Salamah meriwayatkan dari Adi bin Hatim, dia berkata, “Saya bertanya kepada RasulullahShallallahu alaihi wasallam ihwal ‘bukan jalannya orang-orang yang dimurkai’. Beliau bersabda, “Yaitu kaum Yahudi.’ Dan bertanya ihwal ‘bukan pula jalannya orang-orang yang sesat’. “Beliau bersabda, ‘Kaum Nasrani adalah orang-orang yang sesat.’
Tafsir Ibnu Katsir tentang orang-orang yang dimurkai dan mereka yang sesat.
“Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”, yakni bukan jalan orang-orang yang dimurkai. Mereka adalah orang yang rusak kehendaknya; mereka mengetahui kebenaran, namun berpindah darinya. Dan “bukan jalannya orang-orang yang sesat”, yaitu mereka yang tidak memiliki pengetahuan dan menggandrungi kesesatan. Mereka tidak mendapat petunjuk kepada kebenaran. Hal ini dikuatkan dengan laa guna menunjukkan bahwa di sana ada dua jalan yang rusak: jalan kaum Yahudi dan jalan kaum Nasrani”.
Sesungguhnya jalan orang-orang yang beriman itu mencakup pengetahuan akan kebenaran dan pengamalannya, dan kaum Yahudi tidak memiliki amal, sedang kaum Nasrani tidak memiliki pengetahuan.
Oleh karena itu, kemurkaan bagi kaum Yahudi dan kesesatan bagi kaum Nasrani. Orang yang mengetahui, tetapi tidak beramal, maka ia berhak mendapat kemurkaan, dan ini berbeda dengan orang yang tidak tahu. Kaum Nasrani menuju pada suatu perkara, yaitu mengikuti kebenaran, namun mereka tidak benar dalam melakukakannya sebab tidak sesuai dengan ketentuannya sehingga mereka pun sesat.
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
3 Tanggapan
Bagus artikel. Dan jika Anda membutuhkan informasi tentang digital quran, datang ke blog saya
apakah anda sudah benar2 yakin, pandangan dan sikap anda benar2 bersih, dari adukan yahudi dan nasrani?!
Maaf Pak Andi, kalau saya baca dari tulisan Pak Zon ini, Insya Allah dia bersih dari adukan nasrani dan yahudi.
=====
18 Agustus 2011 oleh mutiarazuhud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar