Ikhtilaf dalam Persatuan

Marilah kita sabar dan menghargai perbedaan pemahaman ( ikhtilaf) dalam bingkai persatuan.
Sebaiknya jangan pernah memaksakan keinginan bahwa hanya pemahaman (kaum) kita saja yang benar selain pemahaman (kaum) kita adalah sesat. Apalagi diikuti dengan langkah-langkah seperti mengubah atau merusak  karya ulama-ulama terdahulu.
Ikhtilaf adalah kehendak Allah ta’ala. Allah ta’ala telah meperlihatkan kepada kita bahwa Dia menerima hamba Allah dengan berbagai metode pemahaman, dengan izinNya mengunjungi rumah Allah, Baitullah, Ka’bah. Namun Allah ta’ala telah mempersiapkan agar tidak terjadi perselisihan (khilaf) dengan larangan berdebat selama berkunjung ke rumahNya. Kita harus dapat membedakan antara ikhtilah (perbedaan pemahaman dengan khilaf (perselisihan pemahaman). Selengkapnya silahkan baca tulisan pada
Lalu kalau ada masalah baru kemana kita bertanya ?
Setiap permasalahan yang kita hadapi, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah komunikasikan dengan Allah ta’ala karena pada hakikatnya segala permasalahan , segala cobaan, segala kebutuhan dan keinginan kita merupakan kehendakNya. Allah ta’ala lah yang akan membimbing kita kemana kita akan bertanya atau dengan kehendakNya bisa saja Dia “menunjukkan” langsung firmanNya atau hadits atau melalui mimpi , firasat atau apapun yang dikehendakiNya. Allah ta’ala akan mencintai hambaNya yang mengadukan segala permasalahan kepadaNya untuk kesempatan pertama. Jika Allah ta’ala mencintai kita maka tidak ada lagi rasa khawatir dan tidak pula bersedih hati.
Berita terkait :
Syeikh Al Azhar:”Ada Pihak yang Berusaha Rusak Karya Ulama”
Rabu, 26 Januari 2011
Hidayatullah.com–Syeikh Al Azhar, Dr. Ahmad At Thayyib menyatakan bahwa pengkafiran dan pemfasikan adalah perkara penyebab rusaknya masyarakat Muslim. Hal itu beliau sampaikan dalam sesi pembukaan “Forum Alumni Al Azhar VI,” yang mengangkat tema tentang persatuan dalam komunitas Ahlu Sunnah, demikian lansir onislam.net, (25/1).
Selain itu, Dr. Ahmad Thayyib juga menyatakan, “Penyakit umat Islam adalah perpecahan dan perselisihan intern. Ini adalah penyakit yang buruk, yang merupakan titik lemah yang dimanfaatkan oleh para penjajah, yang masih menggunakan strategi belah bambu.”
Masalah perpecahan juga berpengaruh kepada umat Islam khususnya para pemuda. Menurut beliau, para pemuda Muslim saat ini terlibat perselisihan kuat di antara mereka karena madzhab. Perselisihan ini memalingkan perhatian mereka dari masalah al-Quds, serta penyerangan Amerika terhadap Iraq, Afghanistan serta Sudan.
Dr. Ahmad At Thayyib juga memperingatkan adanya pihak-pihak yang jelas-jelas “mempermainkan” fiqih madzhab imam empat dan menggantinya dengan fiqih baru dan mewajibkannya kepada masyarakat.
Beliau juga memperingatkan adanya upaya negatif terhadap buku para ulama, “Demikian juga adanya permainan terhadap buku-buku peninggalan para ulama, dan mencetaknya dengan ada yang dihilangkan atau dengan ditambah, yang merusak isi dan menghilangkan tujuannya.”
Syeikh Al Azhar juga berpesan bahwa umat mestinya belajar bagaimana mereka toleransi kepada sesama mereka dan Al-Azhar pada waktu yang akan datang di forum ulama Ahlu Sunnah akan membahas tema, ”Ikhtilaf dalam Bingkai Persatuan”, yang juga akan membahas masalah takfir dan perseteruan. * OIN
Sumber:
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar