KISS

Tim kemanusian Indonesia ACTion Team for Somalia mendirikan basecamp di Garissa, ibukota Propinsi North Eastern, Kenya. Dari sini, tim akan melayani ratusan ribu pengungsi Somalia di kamp Dadaab yang terletak di perbatasan Kenya-Somalia.
Team leader Imam Akbari dari Garissa melaporkan, tim berada di Nairobi, Kenya sejak Sabtu (20/8/2011) pagi waktu setempat. Indonesia ACTion Team for Somalia adalah tim kemanusiaan yang diberangkatkan oleh Komite Indonesia untuk Solidaritas Somalia (KISS).
Tim beranggotakan empat orang, termasuk dua orang dokter dan relawan logistik. Direncanakan, tim akan memasuki Mogadishu, Somalia pasca aksi di Dadaab. Imam Akbari menjelaskan, tim kemanusiaan ini adalah tim pertama yang diberangkatkan oleh KISS.
“Segera disusul oleh tim-tim KISS yang lain. Kami akan bekerja mulai dari tahap emergency saat ini hingga fase recovery,” tuturnya.
Kamp pengungsi Dadaab terletak di dekat perbatasan Kenya-Somalia. Kota Dadaab terletak di Provinsi North Eastern, wilayah di timur laut Kenya. Wilayah ini merupakan wilayah paling kering dan miskin di Kenya. Mayoritas penduduknya beragama Islam. Menurut informasi dari Kenya Red Cross, empat juta jiwa rakyat miskin Kenya tinggal di wilayah ini.
“Kamp pengungsian Dadaab berada di bawah otoritas Kementerian Imigrasi Kenya dan UNHCR,” jelas Imam.
Di Garissa, basecamp ACTion Team difasilitasi oleh Sulaiman, tokoh setempat yang pernah kuliah di UIN Jakarta. “Ini bukti bahwa Somalia, Kenya dan Afrika pada umumnya adalah saudara dekat kita,” ujar Imam.
Data sementara yang didapat oleh Tim ACT di lapangan, jumlah pengungsi Somalia di Kamp Dadaab mencapai 400.000 jiwa. Tingkat migrasi pun terbilang cukup tinggi yaitu 1.200-1.500 orang perhari.  Untuk mencapai Dadaab, pengungsi Somalia harus berjalan kaki menempuh jarak 100 km.
Badan Amal dan Zakat Nasional (BAZNAS), Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membentuk wadah komunikasi bernama Komite Indonesia Untuk Solidaritas Somalia (KISS) dan dideklarasikan Jumat (19/8/2011) di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta. Melalui organisasi ini, segenap bantuan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia akan didistribusikan.
Presiden ACT, Ahyudin mengatakan KISS merupakan lembaga sementara yang didirikan guna mencegah ketidakaturan kordinasi dalam pemberian bantuan kepada Somalia. Sebab, kecenderungan persoalan yang terjadi adalah masalah distribusi bantuan.
Ahyudin mengatakan mungkin banyak orang hanya mengetahui bahwa Somalia adalah negeri bandit, karena kasus-kasus perompakan belakangan ini. “ Tapi ternyata Somalia adalah negeri muslim, nyaris seluruhnya muslim. Dan hari-hari ini Somalia, sedang dilanda bencana yang menurut PBB, belum pernah terjadi sebelumnya, yakni kekeringan yang menyebabkan kelaparan yang berdampak sangat luas.  PBB melaporkan setidaknya 40 ribu orang Somalia meninggal akibat bencana tersebut,” ujar Ahyudin.
Oleh karena itu, sambung Ahyudin, dua minggu terakhir ACT telah menggalang dana untuk Somalia. “ Alhamdulilah, telah terkumpul sebanyak satu miliar rupiah. Dana tersebut malam ini juga akan kita kirim ke Somalia, yang nantinya akan langsung dibelanjakan bahan makanan di Mogadishu dan dikirimkan langsung ke kantong-kantong pengungsi,” ungkapnya.
Sementara itu, DR. Didin Hafidudin mengajak kepada seluruh jama’ah Al-Azhar dan umat Islam Indonesia turut mendoakan agar saudara-saudara kita seiman di Somalia segera keluar dari musibah kelaparan. “ Semoga mereka segera dimudahkan oleh Allah untuk keluar dari musibah,”  kata DR. Didin yang tidak dapat menyembunyikan perasaan sedihnya.
Kepada seluruh umat Islam di Indonesia yang hendak menyalurkan bantuan ke Somalia  bisa melalui Rekening FOOD for SOMALIA ACT: BCA 6760302021, BSM 1010001114, Mandiri 1280004593338, BNI 0140765481, Muamalat 3040023015 a/n Aksi Cepat Tanggap. CP Imam Akbari (Tim Leader) 08128481466.
**** dari berbagai sumber.
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar