Ulama mereka semula bermazhab Hambali

Dalam tulisan sebelumnya padahttp://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/07/27/antara-salaf-dan-salafi/ , kami menjelaskan bahwa Salafi walaupun namanya terkait Salaf (terdahulu) namun sebenarnya adalah perkara baru yang tidak pernah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maupun para Salafush Sholeh.
Lalu mereka menyampaikan bahwa “Orang-orang yang mengikuti Salafush Shalih / Salaful Ummah maka mereka disebut Salafiyyin, seperti halnya kita beragama Islam dan yang memeluk agama Islam / Muslim disebut Muslimin”
Mayoritas kaum muslim di dunia mengikuti para Imam Mazhab yang mengikuti Salafush Sholeh atau Salaful Ummah dengan kata lain Mayoritas kaum muslim di dunia mengikuti Salafush Sholeh atau Salaful Ummah.
Lalu bagaimana mereka yang mengatakan sebagai Salafiyyin mengikuti Salafush Sholeh atau Salaful Ummah ?
Mereka mengikuti Salafush Sholeh, pada hakikatnya melalui cara/jalan/metode yang dipahami oleh ulama-ulama yang salah pikir (fikr) atau salah paham dan belum jelas kompetensinya sebagai imam mujtahid atau imam mazhab.
Ulama mereka semula pada umumnya bemazhab Hambali namun pada akhirnya ulama mereka menyelisihi para Imam Mazhab dan memperturutkan ra’yu (akal) mereka sendiri sehingga mempertuhankan pendapat mereka sendiri (istibdad bir ro’yi).
Berikut kami kutipkan di sini,
*****awal kutipan****

مطلب في عقيدة الإمام أحمد رضي الله عنه وأرضاه
وسئل رضي الله عنه ونفعنا به : في عقائد الحنابلة ما لا يخفى على شريف علمكم ، هل عقيدة الإمام أحمد بن حنبل رضي الله عنه كعقائدهم ؟
Syaikhul Islam Ibnu Hajar Al Haitami pernah ditanya tentang akidah mereka yang semula para pengikut Mazhab Hambali, apakah akidah Imam Ahmad bin Hambal seperti akidah mereka ?
Beliau menjawab:
فأجاب بقوله : عقيدة إمام السنة أحمد بن حنل رضي الله عنه وأرضاه وجعل جنان المعارف متقلبه ومأواه وأقاض علينا وعليه من سوابغ امتنانه وبوأه الفردوس الأعلى من جنانه موافقة لعقيدة أهل السنة والجماعة من المبالغة التامة في تنزيه الله تعالى عما يقول الظالمون والجاحدون علوا كبيرا من الجهة والجسمية وغيرهما من سائر سمات النقص ، بل وعن كل وصف ليس فيه كمال مطلق ، وما اشتهر به جهلة المنسوبين إلى هذا الإمام الأعظم المجتهد من أنه قائل بشيء من الجهة أو نحوها فكذب وبهتان وافتراء عليه ، فلعن الله من نسب ذلك إليه أو رماه بشيء من هذه المثالب التي برأه الله منها
Akidah imam ahli sunnah, Imam Ahmad bin Hambal –semoga Allah meridhoinya dan menjadikannya meridhoi-Nya serta menjadikan taman surga sebagai tempat tinggalnya, adalah sesuai dengan akidah Ahlussunnah wal Jamaah dalam hal menyucikan Allah dari segala macam ucapan yang diucapkan oleh orang-orang zhalim dan menentang itu, baik itu berupa penetapan tempat (bagi Allah), mengatakan bahwa Allah itu jism (materi) dan sifat-sifat buruk lainnya, bahkan dari segala macam sifat yang menunjukkan ketidaksempurnaan Allah.
Adapun ungkapan-ungkapan yang terdengar dari orang-orang jahil yang mengaku-ngaku sebagai pengikut imam mujtahid agung ini, yaitu bahwa beliau pernah mengatakan bahwa Allah itu bertempat dan semisalnya, maka perkataan itu adalah kedustaan yang nyata dan tuduhan keji terhadap beliau. Semoga Allah melaknat orang yang melekatkan perkataan itu kepada beliau atau yang menuduh beliau dengan tuduhan yang Allah telah membersihkan beliau darinya itu.
وقد بين الحافظ الحجة القدوة الإمام أبو الفرج ابن الجوزي من أئمة مذهبه المبرئين من هذه الوصمة القبيحة الشنيعة أن كل ما نسب إليه من ذلك كذب عليه وافتراء وبهتان ، وأن نصوصه صريحة في بطلان ذلك وتنزيه الله تعالى عنه ، فاعلم ذلك فإنه مهم .
وإياك أن تصغي إلى ما في كتب ابن تيمية وتلميذه ابن قيم الجوزية وغيرهما ممن اتخذ إلهه هواه وأضله الله على علم ، وختم على سمعه وقلبه وجعل على بصره غشاوة فمن يهديه من بعد الله ، وكيف تجاوز هؤلاء الملحدون الحدود وتعدوا الرسوم وخرقوا سياج الشريعة والحقيقة فظنوا بذلك أنهم على هذى من ربهم وليسوا كذلك بل هم على أسوإ الضلال وأقبح الخصال وأبلغ المقت والخسران وأنهى الكذب والبهتان فخذل الله متبعه وطهر الأرض من أمثالهم
Al Hafizh Al Hujjah Al Imam, Sang Panutan, Abul Faraj Ibnul Jauzi, salah seorang pembesar imam mazhab Hambali yang membersihkan segala macam tuduhan buruk ini, telah menjelaskan tentang masalah ini bahwa segala tuduhan yang dilemparkan kepada sang imam adalah kedustaan dan tuduhan yang keji terhadap sang imam. Bahkan teks-teks perkataan sang imam telah menunjukkan kebatilan tuduhan itu, dan menjelaskan tentang sucinya Allah dari semua itu. Maka pahamilah masalah ini, karena sangat penting.

Janganlah sekali-kali kamu dekati buku-buku karangan Ibnu Taimiyah dan muridnya, Ibnul Qayyim dan orang seperti mereka berdua.
Siapa yang bisa memberikan petunjuk orang seperti itu selain Allah?
Bagaimana orang-orang atheis itu melampaui batas-batas, menabrak aturan-aturan dan merusak tatanan syariat dan hakikat, lalu mereka menyangka bahwa mereka berada di atas petunjuk dari tuhan mereka, padahal tidaklah demikian. Bahkan mereka berada pada kesesatan paling buruk, kemurkaan paling tinggi, kerugian paling dalam dan kedustaan paling besar. Semoga Allah menghinakan orang yang mengikutinya dan membersihkan bumi ini dari orang-orang semisal mereka.

Sumber : Al Fatawa Al Haditsiyah 1/480 karya Syaikhul Islam al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami.
*****akhir kutipan*****

Catatan kami:
Dalam kutipan  di atas ada anjuran ulama untuk menghindari bukuk-buku karya ulama Ibnu Taimiyah maupun para pengikutnya seperti ulama Ibnu Qoyyim Al Jauziah dan lain lain termasuk ulama Muhammad bin Abdul Wahhab yang termasuk pengikuti dan yang “mengangkat” kembali pemahaman ulama Ibnu Taimiyah.
Pendapat kami , boleh kita membaca buku mereka selama kita dapat memfilter atau membedakan antara yang benar dengan yang salah pikir (fikr) atau salah paham. Namun kalau ragu atau tidak dapat membedakannya lebih baik ditinggalkan saja
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830

Satu Tanggapan
bagaimana mungkin pandangan yang rusak mau membenahi yang salah!?
ketika pandangan rusak, jangankan membenahi yang rusak, yang baik pun akan dibikin rusak.
————————————————————
Al-Ladhīna ‘Āmanū Wa Lam Yalbisū ‘Īmānahum Bižulmin ‘Ūlā’ika Lahumu Al-’Amnu Wa Hum Muhtadūna
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar