Ini pengakuan yang didapat dari myquran.com,
“Satu hal yg tidak dimiliki oleh saya ketika masuk bentar di kajian salafi adalah,,,,saya ndak pernah berkaca pada diri sendiri dan hanya sibuk mengkoreksi amaliah orang lain, berubah menjadi seorang pendengki pada amaliah orang”
Kita sebaiknya tidak mengaku berpemahaman serupa dengan pemahaman Salafush Sholeh namun kita berharap apa yang kita pahami dari Al-Qur’an dan Hadits serupa dengan pemahaman Salafush Sholeh.
Lebih baik nash-nash tentang bid’ah itu dipergunakan untuk intropeksi diri sendiri daripada untuk menilai/menghujat (kaum) muslim lain sebagai Ahlul Bid’ah karena belum tentu kita tahu dan paham seluruh perkataan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam maupun segala contoh dari Salafush Sholeh
Begitu juga nash-nash tentang kekufuran atau “menjadi kafir” itu dipergunakan untuk intropeksi diri sendiri tidak untuk gemar takfir pada muslim yang lain.
Begitu juga dengan “Sepuluh pembatal keislaman” karya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Wushabi Al-Yamani itu lebih baik dipergunakan untuk intropeksi diri sendiri daripada untuk membatalkan keislaman muslim lainnya
Bacalah Al-Qur’an dengan maknanya , begitulah saran/nasehat orang-orang shaleh dan shidiq dari kalangan kita, seperti Sunan Bonang dalam tombo ati . “moco Qur’an lan maknane”, baca Al-Qur’an dengan makna.
Andaikan semua muslim di negeri kita baca Al-Qur’an dengan maknanya, insyallah dapat terwujud rindu kita , ramainya jama’ah sholat Subuh sebagaimana Sholat jum’at
Sedikit tentang pengungkapan fakta pencitraan buruk terhadap Wali Sanga, silahkan baca tulisan padahttp://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/03/17/wali-sanga/
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
Satu Tanggapan
pada 22 April 2011 pada 9:59 am | Balasmamo cemani gombong
dgn kata lain kuman diseberang lautan tampak gajah dipelupuk mata tak tampak ……….maaf diri ini masih berusaha untuk tidak seperti itu bang Zon …….
=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar