Takutlah kepada Tuhan karena sesungguhnya Dia melihat kita
Pagi yang cerah ini, kami membaca sebuah surat kabar yang memuat tentang konflik antara Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dengan mereka yang menamakan aktivis kaum perempuan.
Fauzi Bowo melontarkan pernyataan yang intinya bahwa akibat kaum perempuan menggunakan rok mini salah satu penyebab atau memotivasi tindakan kejahatan kaum pria seperti pelecehan seksual bahkan pemerkosaan.
Sedangkan aktivitis kaum perempuan membantah dengan pernyataan bahwa “jangan salahkan bajuku, salahkan pemerkosa” atau “tubuhku tidak porno, yang porno otakmu”
Kedua pernyataan ini pada hakekatnya tidak ada yang keliru. Pernyataan Fauzi Bowo bersifat pencegahan masalah sedangkan pernyataan aktivis kaum perempuan bersifat penyelesaian masalah bahwa pemerkosa harus disalahkan atau dihukum, jangan salahkan mereka yang menggunakan rok mini. Namun berapapun banyaknya pemerkosa dihukum dengan seberat apapun hukumannya kalau kaum perempuan tidak berupaya untuk melakukan upaya pencegahan agar tindakan pemerkosaan tidak terjadi maka permasalahan tersebut akan selalu terjadi. Dalam ilmu psikologi pastilah diakui bahwa penggunaan rok mini dapat mempengaruhi kaum pria, sehingga dengan meniadakan penggunaan rok mini akan mengurangi pengaruhnya terhadap kaum pria.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia maupun bangsa lainnya pencetusnya utamanya adalah permasalahan dalam karakter bangsa. Baik masalah pelecehan seksual, pornografi, pemerkosaan, narkoba, korupsi, mafia hukum atau pengadilan, pemimpin negeri yang bohong, pejabat yang tidak adil dan kezaliman yang lain pada hakekatnya adalah permasalahan dalam karakter bangsa.
Solusi untuk mengatasi permasalahan dalam karakter bangsa cukup diatasi dengan apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
Berikut kutipan haditsnya,
Lalu dia bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu takut (khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.’ (HR Muslim 11) Link:
http://www.indoquran.com/index.php?surano=2&ayatno=3&action=display&option=com_muslim
Sosialisasikan untuk mewujudkan kaum muslim khususnya bangsa Indonesia untuk menjadi muslim yang ihsan (muhsin / muhsinin) atau muslim yang baik (ihsan artinya baik) atau muslim yang sholeh.
Kampanyekan slogan seperti “Takutlah kepada Tuhan karena sesungguhnya Dia melihat kita”
Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Maliki mengatakan yang intinya
“Barangsiapa yang merasa diawasi (dilihat) Allah -Maha Agung sifatNya atau mereka yang dapat melihat Rabb atau muslim yang Ihsan , maka ia mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya, sehingga ia tidak berzina, tidak korupsi, tidak melakukan riba, tidak dengki, tidak iri, tidak menunda hak-hak manusia, tidak menyia-nyiakan hak keluarganya, familinya, tetangganya, kerabat dekatnya, dan orang-orang senegerinya”
Seharusnyalah kaum perempuan jika berkeinginan kelak masuk surga, takut kepada Tuhan jika mereka mengenakan pakaian tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pada hakikatnya larangan yang ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla adalah demi kebaikan manusia juga.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka jangan kamu sia-siakan dia; dan Allah telah memberikan beberapa batas (larangan), maka jangan kamu langgar dia; dan Allah telah mengharamkan sesuatu, maka jangan kamu pertengkarkan dia; dan Allah telah mendiamkan beberapa hal sebagai tanda kasihnya kepada kamu, Dia tidak lupa, maka jangan kamu perbincangkan dia.” (Riwayat Daraquthni, dihasankan oleh an-Nawawi).
Sungguh jika kaum perempuan tetap memperturutkan hawa nafsu mereka untuk mengenakan pakaian sesuai selera mereka tanpa mengindahkan larangan Rabb mereka maka mereka akan merugi karena mereka bukan mengikuti jalan Allah namun jalannya syaitan yang selalu menyesatkan manusia.
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya,
“…Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah..” (QS Shaad [38]:26 )
Kesimpulannya adalah mengertilah kita kenapa orang-orang tua kita dahulu atau bangsa Indonesia dahulu selalu mendoakan agar anaknya kelak menjadi anak yang sholeh atau sholeha, tidak dalam arti kata baik yang sebagaimana yang diketahui selama ini namum menjadi anak yang ihsan, anak yang dapat melihat Rabb, minimal anak yang selalu merasa diawasi/dilihat oleh Allah yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar