Wahabi/Salaf(i) dan Kemerdekaan Palestina
Berlarut-larutnya masalah kebebasan atau belum terwujudnya kemerdekaan Palestina dari penjajah dan penyerang Yahudi Israel ada kemungkinan besar karena kita sesama saudara muslim belum bulat mendukung dan membantu Palestina.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara.” (QS. Al Hujurat [49]: 10)
“Seorang Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak menzaliminya, merendahkannya, menyerahkan (kepada musuh) dan tidak menghinakannya.” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Al Maaidah: 82).
Apa yang diharapkan kaum muslim di seluruh dunia agar ulama di Arab Saudi dapat memimpin gerakan terhadap kaum yang memusuhi orang-orang yang beriman ternyata belum dapat terwujud karena mereka menganggap/memahami bahwa saudara-saudara muslim lainnya belumlah berada pada manhaj/pemahaman seperti mereka.
Berikut pendapat/pemahaman/pemikiran ulama Wahabi atau Salaf(i) Rabi’ bin Hadi Umair Al-Madkhali
Kalian telah melakukan lemparan batu terhadap mereka dan aku tidak mengetahui ada rakyat yang memiliki kesabaran seperti kalian.Akan tetapi kebanyakan dari kalian tidak membawa aqidah yang dimiliki Al-Faruq, tidak pula manhajnya. Sekiranya jihad kalian ditegakkan di atas ini, maka akan terselesaikan problem kalian dan kalian akan mendapatkan pertolongan dan kemenangan.
Sumber: http://almakassari.com/artikel-islam/aqidah/surat-terbuka-untuk-yahudi-dan-juga-kaum-muslimin.html
Bahkan sebagian mereka beranggapan bahwa saudara-saudara muslim yang negerinya mengalami peperangan melawan orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik merupakan bukti kekeliruan mereka tidak berada pada manhaj/pemahaman serupa mereka.
Perhatikanlah fatwa-fatwa ulama kaum Wahabi atau Salaf(i)
Fatwa Al Bani tentang Palesitna
Fatwa Abdul Aziz tentang Palestina
Bahkan di sisi lain kaum Wahabi atau Salaf(i) di negeri mereka kerajaan Arab Saudi “menerima” dengan tangan terbuka kaum yang sesungguhnya memusuhi orang-orang yang beriman yakni orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik.
Kaum Wahabi atau Salaf(i) menggolongkan mereka yang memusuhi orang-orang yang beriman sebagai Kafir Mu’ahid ataupun Kafir Dzimmi dengan “menutup mata” atas perbuatan saudara-saudara mereka terhadap negeri-negeri Islam lainnya
Bahkan Kaum Wahabi atau Salaf(i) mengajak mereka mengelola secara bersama-sama akan kekayaan alam yang dianugerahkan oleh Allah swt. Sehingga dengan kekayaan yang mereka peroleh dan dibawa ke negara mereka untuk dibelanjakan senjata sebagai alat untuk membunuh saudara-saudara muslim lainnya.
Juga Kaum Wahabi atau salaf(i) mengangkat mereka yang memusuhi orang-orang yang beriman sebagai penasehat dan pelindung keamanan negeri mereka. Mereka berlindung dari apa yang mereka prasangkakan namun mereka telah membiarkan musuh sejati masuk ke negeri mereka dan mempengaruhi pemahaman mereka sendiri.
Inilah sejatinya kemenangan perang pemikiran (ghazwul fikri) yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik. Musuh sejati itu telah diperingatkan oleh Allah swt melalui firmanNya yang artinya.
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Al Maaidah: 82).
Sangat sukar mengharapkan kepada mereka yang telah berkolaborasi dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
Silahkan baca tulisan pada
Kita dapat mengambil pelajaran (hikmah) dari perbedaan pemahaman/pendapat/pemikiran antara Ustadz Ja’far Umar Thalib dengan Ustadz Abu Bakar Baasyir. Selengkapnya analisa kami terhadap perbedaan pemahaman/pendapat/pemikiran kedua ustadz tersebut, silahkan baca tulisan pada
Sebaiknya umat muslim seluruh dunia menyadari keadaan dan tidak lagi menunggu kepemimpinan dari kaum Wahabi atau Salaf(i) untuk menegakkan Ukhuwah Islamiyah.
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar