Perangi Mereka

Kami telah menguraikan dalam tulisan sebelumnya pada
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/08/18/agar-tidak-memusuhi/  bahwa apakah upaya penguasa kerajaan dinasti Saudi menyeragamkan pemahaman sebagaimana pemahaman Ibnu Taimiyah yang dipahami oleh Muhammad bin Abdul Wahhab atau paham Wahhabi  merupakan upaya agar umat Islam tidak memusuhi Amerika yang dibelakangnya adalah kaum Zionis Yahudi.
Juga setelah mengamati catatan-catatan mas Deden Salafy, 
http://www.facebook.com/deden.salafy yang tampak membenci kalangan Habaib. Tampaknya  mas Deden Salafy belum mengenal  dengan baik kalangan Habaib dari keluarga yang utama yakni Al Haddad, Al Athos, Assegaf  dan Al Idrus. Secara tidak langsung mas Deden Salafy telah membenci kebenaran yang telah disampaikan melalui para Habaib yang insyaallah tersambung kepada lisannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Ditambah pernyataan mas Wong Bantul, http://www.facebook.com/profile.php?id=100000708700689  sebagai berikut: “sebenarnya, dalam era modern, kerjasama antar negara itu sesuatu yang pasti. dalam konteks negara itu suatu keniscayaan”
Tampaknya kalimat pertanyaan kami di atas telah menjadi kenyataan, bahwa ada langkah-langkah strategis agar umat Islam mencintai Amerika.
Kita kaum muslim sedang menghadapi cobaan yang sangat berat baik dari sisi kaum SPILIS (Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme) maupun kaum Wahhabi semakin jelas “mengajak” mencintai Amerika yang dibelakangnya adalah kaum Zionis Yahudi.  Mereka secara tidak langsung semuanya mengajak “perdamaian dunia” dibawah kepemimpinan Amerika.
Mereka semakin jelas menentang peringatan yang telah disampaikan oleh Allah Azza wa Jalla,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” , (Ali Imran, 118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati“. (Ali Imran, 119)
“Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dan meninggalkan orang-orang mu’min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah…” (Qs. Ali-Imran : 28)
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )
Mereka telah mengajak untuk “mencintai” kaum yang jelas-jelas dimurkai Allah Azza wa Jalla
Kaum yang dimurkai Allah Azza wa Jalla sebagaimana yang disampaikan dalam riwayat berikut
Hadits yang diriwayatkan Sufyan bin Uyainah dengan sanadnya dari Adi bin Hatim. Ibnu Mardawih meriwayatkan dari Abu Dzar, dia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tentang orang-orang yang dimurkai“, beliau bersabda, ‘Kaum Yahudi.’ Saya bertanya tentang orang-orang yang sesat, beliau bersabda, “Kaum Nasrani.“
Hamad bin Salamah meriwayatkan dari Adi bin Hatim, dia berkata, “Saya bertanya kepada RasulullahShallallahu alaihi wasallam ihwal ‘bukan jalannya orang-orang yang dimurkai’. Beliau bersabda, “Yaitu kaum Yahudi.’ Dan bertanya ihwal ‘bukan pula jalannya orang-orang yang sesat’. “Beliau bersabda, ‘Kaum Nasrani adalah orang-orang yang sesat.’

Tafsir Ibnu Katsir tentang orang-orang yang dimurkai dan mereka yang sesat.
“Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”, yakni bukan jalan orang-orang yang dimurkai. Mereka adalah orang yang rusak kehendaknya; mereka mengetahui kebenaran, namun berpindah darinya. Dan “bukan jalannya orang-orang yang sesat”, yaitu mereka yang tidak memiliki pengetahuan dan menggandrungi kesesatan. Mereka tidak mendapat petunjuk kepada kebenaran. Hal ini dikuatkan dengan laa guna menunjukkan bahwa di sana ada dua jalan yang rusak: jalan kaum Yahudi dan jalan kaum Nasrani”.
Sebagaimana kami sampaikan dalam tulisan pada
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/08/16/tidak-sekedar-muamalah/  Bermuamalah dengan Amerika yang dibelakangnya adalah kaum Zionis Yahudi secara tidak langsung memberikan kemampuan  keuangan bagi Amerika untuk pembiayaan penjajahan dan membiayai “peluru”  untuk membunuh saudara-saudara muslim kita.
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya,  “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”  [QS Al Maidah [5] :2].
Rasulullah bersabda yang artinya “Barang siapa menahan (menutup) anggur pada hari-hari pemetikan, hingga ia menjualnya kepada orang Yahudi, Nasrani, atau orang yang akan membuatnya menjadi khamr, maka sungguh ia akan masuk neraka”   (At Thabraniy dalam Al Ausath dan dishahihkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolaniy).
Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Baihaqiy ada tambahan“orang yang diketahui akan membuatnya menjadi khamr”
Berdasarkan hadits ini, As Syaukani menyatakan haramnya menjual perasan anggur kepada orang yang akan membuatnya menjadi khamr ( Nailul Authar V hal 234). Kesimpulan tersebut dapat diterima, karena memang dalam hadits tersebut terdapat ancaman neraka sebagai sanksi bagi orang yang mengerjakan. As Syaukani tidak hanya membatasi jual beli anggur yang akan dijadikan sebagai khamr, tetapi juga mengharamkan setiap jual-beli yang membantu terjadinya kemaksiatan yang dikiaskan pada hadits tersebut.
Sebaiknyalah para penguasa Negeri yang mengaku muslim untuk menghentikan bermuamalah dengan Amerika yang dibelakangnya Zionis Yahudi karena jelas-jelas  Amerika dengan berbagai alibi, mereka telah melakukan penjajahan di berbagai Negara yang berpenduduk muslim, membunuh saudara-saudara muslim kita kaum Ahlussunnah wal Jama’ah atau kaum Sunni diberbagai tempat dan secara tidak langsung mengusir saudara-saudara muslim kita di Palestina.
Padahal Allah Azza wa Jalla telah mengingatkan kita agar berlaku adil dan memerangi kaum yang memerangi kita atau mengusir kita.

Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”   (QS Al Mumtahanah [60]:1)
“Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.” (QS Al Mumtahanah [60]:2  )
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana“. (QS Al Mumtahanah [60]:5  )
“Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al Mumtahanah [60]:7  )
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS Al Mumtahanah [60]:8  )
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS Al Mumtahanah [60:9 )
Sudah jelas dari firman-firman Allah Azza wa Jalla tersebut bahwa Allah Azza wa Jalla dengan tegas melarang kita menjadikan kawan orang-orang yang memerangi kita dan mereka yang mengusir saudara-saudara muslim kita Palestina dari Negara kita.
Hal yang harus kita ingat bahwa  kita harus berlaku adil memerangi kaum kafir. Di daerah peperangan kita perangi dalam arti kata yang sebenarnya sedangkan memerangi di daerah aman dan dalam ikatan perjanjian maka perangi mereka dengan menyampaikan kebenaran.

Masalah umat muslim pada zaman ini adalah semakin merajalelanya paham individualisme dalam skala besar yakni paham nasionalisme. Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/04/18/paham-individualisme/
Nasionalisme sejatinya adalah individualisme dalam skala besar atau skala negara. Dengan terhasut paham nasionalisme (individualisme skala besar) mengakibatkan “keadaan perang” di negara atau wilayah saudara muslim lainnya seperti di Palestina, Afghanistan, dll,  tidak dianggap atau dirasakan sebagai keadaan perang di negara kaum muslim lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan hadits berikut,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).”   (HR Bukhari 5552) (HR Muslim 4685)
Hadits di atas menggambarkan bagaimana Ukhuwah Islamiyah dalam perwujudan saling mengasihi, mencintai dan menyayangi bagi sesama muslim.
Dahulu kita “terikat” pada kesatuan dalam aqidah (aqidah state) atau jama’atul muslimin (jama’ah kaum muslim) dan berakhir pada masa kekhalifahan Turki Ustmani.
Keberakhiran kekhalifahan pada dasarnya karena terpengaruh paham individualisme. Paham individualisme untuk memecah belah umat Islam atau upaya meruntuhkan Ukhuwah Islamiyah
Kita telah terpecah belah ke dalam beberapa wilayah atau negara  atau kesatuan dalam negara (nation state) yang dikenal dengan propaganda nasionalisme.
Sebelum keruntuhan kekhalifahan Turki Ustmani lahir gerakan nasionalisme Arab. Jenderal Allenby mengirim seorang perwira Yahudi Inggris bernama Edward Terrence Lawrence ke Hijaz untuk menemui para pemimpin di sana. TE. Lawrence ini diterima dengan sangat baik dan seluruh hasutannya di makan mentah-mentah oleh tokoh-tokoh Hijaz. Maka orang-orang dari Hijaz ini kemudian membangkitkan nasionalisme Arab dan mengajak tokoh-tokoh pesisir Barat Saudi untuk berontak terhadap kekuasaan kekhalifahan Turki Utsmaniyah, dan setelah itu mendirikan Kerajaan Islam Saudi Arabia. Selengkapnya telah diuraikan dalam tulisan padahttp://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/02/23/bahaya-laten/
Sekali lagi kami mengingatkan bahwa kita tidak boleh  “takluk” atau “taat”  di bawah kepemimpinan Amerika yang di belakangnya Zionis Yahudi.  Haram hukumnya taat kepada pemimpin yang telah jelas-jelas dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla. Menjadikan Amerika yang dibelakangnya Zionis Yahudi sebagai pemimpin dunia maka telah jelas mengkhianati Allah Azza wa Jalla dan RasulNya
Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas: “Barangsiapa memilih seseorang menjadi pemimpin untuk suatu kelompok, yang di kelompok itu ada orang yang lebih diridhai Allah dari pada orang tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman.” (HR. Hakim)
Jika telah jelas mengingkari larangan Allah Azza wa Jalla dan telah jelas mengkhianati Allah Azza wa Jalla dan RasulNya , maka dustalah perkataan mereka bahwa mereka ittiba’ li Rasulillah. Jika mereka berdusta maka mereka akan menjadi kaum munafik dan tempatnya adalah neraka jahanam yang paling bawah.

Firman Allah ta’ala yang artinya
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka“. QS An Nisaa [4]:145 )
Untuk itulah kami bersusah payah untuk mengingatkan saudara-saudara muslim kami agar tidak terjerumus dalam kemunafikan sekaligus dalam rangka meneggakkan Ukhuwah Islamiyah.
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830

Satu Tanggapan
semoga mas Deden salafi dan mas Wong bantul membaca arikel ini dan cepat menyadari kekeliruannya ……..Aamiin ..
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar