Peduli Salafy

Saudara-saudara muslim yang hanya mau memperdalam syariat atau tentang Islam (rukun Islam) dan tentan Iman (rukun Iman) saja tanpa tentang Ihsan (akhlak/tasawuf) dan mengaku-aku mengikuti pemahaman Salafush Sholeh, kita sebut saja sebagai Salafy Wahhabi atau selanjutnya agar lebih singkat, kita sebut saja  Salafy.
Kami khawatir melihat saudara-saudara kami kaum Salafy, berslogan memberantas bid’ah , tahayul, kurafat namun pada hakikatnya mereka tidak dapat memahami tentang bid’ah dan apa-apa yang mereka tidak dipahami dianggap tahayul dan kurafat.
Bagaimana dapat dikatakan Salafy memahami tentang bid’ah jika salah satu ulamanya Syaikh Al Albani menganggap fiqih itu adalah bid’ah dan buatan manusia dan harus dihancurkan serta menetapkan bahwa semua orang haram hukumnya merujuk kepada ilmu fiqih dan pendapat para ulama
***** awal kutipan *****
Menurut Al-Albani, semua orang haram hukumnya merujuk kepada ilmu fiqih dan pendapat para ulama. Setiap orang wajib langsung merujuk kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Dan untuk memahaminya, tidak dibutuhkan ilmu dan metodologi apa pun. Keberadaan mazhab-mazhab itu dianggap oleh Al-Albani sebagai bid’ah yang harus dihancurkan, karena semata-mata buatan manusia. 
Tentu saja pendapat seperti ini adalah pendapat yang keliru besar. Ilmu fiqih dan mazhab pada ulama yang ada itu bukan didirikan untuk menyelewengkan umat Islam dari Al-Quran dan As-Sunnah. Justru ilmu fiqih itu sangat diperlukan sebagai metodologi yang istimewa dalam memahami Quran dan Sunnah.
***** akhir kutipan *****
Bagaimana dapat dikatakan Salafy memahami apa-apa yang dianggap mereka tahayul, khurafat jika mereka berkeyakinan Rasulullah tidak mengetahui yang ghaib. Contoh ulama mereka Syaikh Ibnu Baz mengatakan
*****awal kutipan*****
Siapa saja yang mati di atas keyakinan seperti ini, yakni meyakini bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah manusia biasa alias bukan dari Bani Adam atau meyakini bahwa beliau mengetahui hal yang ghaib; maka ini adalah keyakinan kufur yang pelakunya dianggap sebagai orang kafir karena melakukan kekufuran yang besar

*****akhir kutipan*****
Semua muslim tentu berkeyakinan bahwa Rasulullah berasal dari Bani Adam, manusia seperti kita dalam hal berasal dari unsur tanah
Allah Azza wa Jalla memang menciptakan manusia dari unsur tanah, yang menghasilkan dimensi biologisnya, akan tetapi pada manusia, Allah Azza wa Jalla. ciptakan juga unsur lainnya, yakni ruhNya. yang justru dapat membuat manusia lebih tinggi dari makhluk mana pun, termasuk malaikat karena melalui ruh itu manusia mampu mengatasi unsur biologisnya.
Oleh karena itulah mengapa malaikat dan jin atau Iblis diperintahkan untuk sujud (penghormatan tinggi) kepada Adam atau manusia.
Itulah pula mengapa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam dapat menembus Sidratul-Muntaha (waktu peristiwa Isra Mi’raj), sementara Jibril as akan hangus terbakar jika berani mencoba melangkahkan kaki meskipun hanya setapak. Padahal Jibril adalah penghulu para malaikat. Tidak lain karena Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah mencapai derajat kesempurnaan mutlak insani (Insan Kaamil).
Kesalahpahaman Salafy yang menolak mengakui kesempurnaan Rasul Shallallahu alaihi Wasallam dan menolak memujinya, bahkan menganggap pelakunya sebagai bertindak berlebih-lebihan dan kultus yang diharamkan!
Salafy tidak lain melihat Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dengan kacamata materi. Mereka hanya melihat Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam sebagai makhluk biologis. Mereka lupa bahwa manusia memiliki dimensi yang jauh lebih tinggi dari sekadar dimensi biologis atau fisik. Bahkan dimensi ruhani merupakan jati diri manusia yang sesungguhnya.
Melihat seorang hanya dari dimensi biologisnya adalah logika orang-orang kafir, bukan logika orang-orang beriman. Orang-orang kafir menolak mengakuinya sebagai Nabi atau Rasul dengan alasan bahwa para utusan Allah ta’ala itu hanya manusia seperti mereka.
Sebagaimana firman Allah swt.: “Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi orang-orang (kafir) untuk beriman tatkala datang kepada mereka petunjuk kecuali perkataan mereka: ‘Apakah Allah mengutus Rasul dari golongan manusia?’ ”.(QS. Al Isra [17]:94 ).
Tapi “orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” . (QS. Ali Imran: 7 ).

Intinya mereka menolak memahami tentang sisi ruhani (diluar sisi biologis atau materi) atau tentang hakikat atau tentang ghaib. Mereka anggap hal yang ghaib itu adalah tahayul ataupun kurafat
Berdasarkan pemahaman Salafy sebagaimana Syaikh Ibnu Baz,  bahwa Rasulullah tidak mengetahui tentang ghaib atau sisi ruhani atau tentang hakikat.
Memang ada nash-nash dalam Al-Qur’an dan Hadist dikatakan bahwa Rasulullah tidak mengetahui tentang ghaib namun itu merupakan penjelasan masalah ghaib yang mana yang tidak diketahui oleh Rasulullah. Namun Rasulullah mengetahui tentang ghaib, tentang hakikat walaupun sedikit saja sebagaimana yang diwahyukan oleh Allah Azza wa Jalla
Dibukakan rahasia kegaiban kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. sebagaimana firman Allah swt.; “Tuhan Maha Mengetahui yang gaib. Maka Dia tidak akan membukakan kegaibannya itu kepada seorang pun, kecuali kepada Rasul yang di kehendaki”. (QS. Al Jin [72]: 26-27).
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit“. (QS Al Isra [17]:85 )
Salafy adalah saudara-saudara kami yang seolah-olah terhipniotis atau terindoktrinisasi oleh ulama/syaikh/ustadz mereka bahwa mereka berpemahaman sebagaimana Salafush Sholeh dan merujuk langsung kepada Al-Qur’an dan Hadits sehingga apapun yang disampaikan atau ditetapkan/difatwakan oleh ulama/syaikh/ustadz mereka adalah pasti benar sedangkan disisi lain mereka berseru bahwa imam madzhab adalah tidak ma’sum.
Salafy adalah saudara-saudara kami yang terhipnotis bahwa ulama/syaikh/ustadz mereka adalah mereka yang berkemampuan bahasa arab yang tinggi dan pastilah mereka dapat memahami Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar.
Salafy adalah saudara-saudara kami yang diibaratkan “terkukung dalam tempurung” karena diidoktrin jangan bergaul dengan ustadz/syaikh/ulama yang menurut mereka ahlul bid’ah , padahal mereka tidak memahami tentang bid’ah dengan baik
Untuk mengetahui kajian atau temuan seorang ustadz tentang seputar Salafy Wahhabi, silahkan ketahui padahttp://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/02/14/waspadai-wahhabi/
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor, 16830

3 Tanggapan
pada 26 Mei 2011 pada 10:22 am | Balasabdul hamid
dengarkan radio rodja 756am untuk lebih byk mengenal manhaj salaf



Kami semua sering membaca dan berusaha memahami literatur lain, termasuk dari salafi/wahabi, justru yang jarang sekali, malah mungkin dilarang kelompok anda membaca atau mendengarkan literatur lain terutama dari kelompok NU, sufi atau Aysariyah lainnya. Nasehat saya, jadilah orang yang terbuka.



apakah anda tau perkara gaib?tau masa depan?tau kapan kiamat?tau kapan anda mati?
kalo anda tau… selamat.. anda ngimpii… wk wk wk,
apakah komen saya akan dihapus?
*kabur*
====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar