Bersatulah

Marilah kita bersatu wahai umat Islam dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kelompok kecil / khususnya dan persaudaraan sesama muslim secara umum nya.
Lupakan semangat golongan, kelompok ! hanya satu Gerakan Islam, Ukhuwah Islamiyah !
Semakin hari semakin jelas gerakan yang memusuhi negara kita, khususnya umat Islam.

1. Rakyat Somalia “diusik” setelah pemerintahan mereka, Somalia, sepakat untuk menjalankan pemerintahan Islam.
2. Rakyat Palestina terus “diusik” setelah rakyat sepakat memberikan suara mayoritas pada Hamas dalam pemilu terakhir.
3. Sebuah analisa bahwa kejatuhan Suharto (semula “good boy” Amerika) karena ada kemungkinan jika kekuasaan Suharto “diperpanjang” maka akan terjadi kebangkitan Islam di Indonesia. Untuk itu Rakyat Indonesia harus “diusik” dengan sesuatu.
Ada pihak  mulai “terusik” oleh kelakuan Suharto,  diawali pada tahun 1992, Gerakan Non Blok putuskan untuk mengirim utusan Palestina ke negara-negara Arab adalah untuk langsung terlibat dalam negosiasi-negosiasi yang mendukung usaha Palestina memperoleh haknya kembali yang mana keputusan yang diambil oleh Ketua GNB – Presiden Soeharto mendapat dukungan dari Menlu Palestina Farouk Kaddoomi seusai sidang Komite Palestina GNB di Bali yang dalam hal ini menurutnya keputusan tersebut menunjukkan dukungan Gerakan Non Blok kepada rakyat Palestina dalam memperoleh haknya kembali dan akan berusaha membuat warga Israel mundur dari kawasan yang diduduki.
Komite Palestina GNB terdiri dari Aljazair, India, Bangladesh, Senegal, Gambia, Zimbabwe, Palestina dan Indonesia, komisi GNB untuk Palestina diketuai oleh Indonesia.
Para Futurolog memprediksikan pada abad ke-21 Islam akan bangkit mendunia yang diawali dari timur (Indonesia/Malaysia).  Karena Soeharto (selaku kepala negara mayoritas muslim terbesar di dunia) merangkul Islam atau “menggunakan” Islam , maka sesegera mungkin sebelum memasuki abad ke-21 rezim Orba harus diturunkan. Langkah pertama yang diambil adalah menciptakan krisis moneter, lalu krisis ekonomi, lalu merembet pada krisis kepercayaan, lalu menggelombang menjadi krisis politik nasional yang mendesak untuk dilakukannya penjatuhan rezim dan reformasi total. Fakta krisis ini disetting dalam konteks kawasan, bukan semata Indonesia, sehingga tampak gelombang krisis ini bukan karena skenario tapi gelombang internasional yang bersifat natural.

Ada pihak yang berpendapat lebih spesifik dari sekedar “Soeharto jatuh karena krisis ekonomi”. Mereka berpendapat “Soeharto jatuh karena IMF?” Pendapat ini antara lain dikemukakan Prof. Steve Hanke, penasehat ekonomi Soeharto dan ahli masalah Dewan Mata Uang atau Currency Board System (CBS) dari Amerika Serikat.
Menurut ahli ekonomi dari John Hopkins University itu, Amerika Serikat dan IMF-lah yang menciptakan krisis untuk mendorong kejatuhan Soeharto. Ini dibuktikan dari pengakuan Direktur Pelaksana IMF Michael Camdessus sendiri.
Dalam wawancara “perpisahan” sebelum pensiun dengan The New York Times, Camdessus yang bekas tentara Prancis ini mengakui IMF berada di balik krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
“Kami menciptakan kondisi krisis yang memaksa Presiden Soeharto turun,” ujarnya. Pengakuan ini tentu saja menyambar kesadaran banyak orang. Tak dinyana, krisis di Indonesia ternyata bukan semata kegagalan kebijakan ekonomi Soeharto, tapi juga berkat “bantuan” IMF.
Saat ini kita belum dapat berharap banyak kepada pemimpin saat ini (SBY) untuk kemajuan Islam khususnya di negeri kita Indonesia maupun sumbangan untuk dunia Islam.
Tidak seharusnya terjadi pemimpin di negeri yang mayoritas penduduk beragama Islam, namun tidak memberikan peran ketokohan Islam dalam pentas dunia Islam secara global dan dunia internasional umumnya,  yang terlihat hanyalah pemimpin yang sibuk dengan urusan dunia semata.
Jelas terlihat pemerintah (umaro)  saat ini membiarkan aliran sesat seperti Liberalisme Agama walaupun MUI sudah mengeluarkan fatwa. Berita terkini bisa kita lihat, http://www.arrahmah.com/index.php/news/read/6138/judicial-review-agenda-liberalisme-agama. Pemerintah “berlindung” kepada kebebasan pendapat maupun kebebasan beragama.

Terlebih lagi SBY pernah mengatakan  “I love the United State, with all its faults. I consider it my second country” ?
Umat Islam harus bersatu ! walaupun belum mendapatkan dukungan dari pemerintah yang tengah sibuk dengan urusannya sendiri.
Letakkan gelimang dunia pada tanganmu dan letakkan akhirat pada hatimu !
Marilah kita tidak menyibukkan diri selalu dengan urusan dunia semata atau cuma urusan ibadah mahdhah saja. Ghairu mahdhah harus diperhatikan, sebaiknya tidak pernah mengatakan “bukan urusan saya”.
Kita harus bersatu padu menegakkan kebenaran. Indikator bahwa kita membiarkan kezaliman (tidak meneggakkan kebenaran) adalah datangya bencana, musibah dll. Percayalah !
Kita harus turut dalam gerakan basmi para koruptor, mafia hukum dan hal-hal yang menyesengsarakan rakyat !
Kita harus waspada terhadap pihak yang ingin mengadu-dombakan rakyat, waspada akan pertengkaran secara horisontal antara gerakan pro dan kontra.
Juga perlu diwaspadai gerakan pihak yang ingin mengadu-domba khususnya umat Islam dengan “seolah” umat Islam melewati perang pemikiran (Ghazwul Fikri), berpegang teguhlah pada Al-Qur’an dan Hadist.
Semua dalam kerangka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana yang telah diperjuangkan oleh para pejuang yang mayoritas umat Islam.  Bacalah buku   API SEJARAH, Ahmad Mansur Suryanegara, Penerbit Salamadani, terbitan Juli 2009. Buku ini menceritakan bagaimana besarnya peran Umat Islam untuk negeri tercinta ini dan bagaimana upaya berbagai pihak memutar balikkan fakta. Buku wajib dimiliki oleh Sekolah Islam, Madrasah, Pondok Pesantren dan Lembaga-lembaga Islam lainnya.
Pada masa kini, semoga kita, umat Islam, harus pula berperan dalam kemajuan bangsa dan menjaga persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebaiknya dihindari permusuhan, konflik apalagi perperangan !

Karena sesungguhnya kaum yang memusuhi kita, orang beriman, sudah dinyatakan dalam Al-Qur’an.
Firman Allah, “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Al Maaidah: 82)

Sebaiknya yang perlu diingat selalu adalah,
“Marilah kita intropeksi diri sendiri maupun jamaah/kelompok/organisasi adakah tersusupi kaum itu atau adakah tersusupi pemikiran/pendapat dari kaum itu”.
Semoga hal ini hanya karena Allah semata yang menggerakkan kita dan bukan karena nafsu belaka.
Semoga Allah memberikan Rahmat dan KaruniaNya.
Wassalam
Zon
http://mutiarazuhud.wordpress.com

agung supriyadi
Allahu Akbar!!



namun dalam kenyataan dalam kerangka NKRI ini ummat islam dibuat tidak pernah bersatu, selalu ada upaya agar mereka tidak bersatu. Bersatulah kaum muslimin berdasarkan kalimat لا إله إلا الله , dan tidak akan bersatu berdasarkan warna kulit, nasionalisme sempit, suku, golongan, dll.
=====
30 November 2009 oleh mutiarazuhud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar