Ulama berikan bimbingan pilpres 2009

Alhamdulillah, Ulama berikan bimbingan pilpres 2009
Di negeri yang dikaruniai Allah, sumber daya alam yang berlimpah ruah, bencana alam silih berganti yang merupakan peringatan Allah bagi kita diantaraya tsunami Aceh,  gempa bumi Jogyakarta, jebol tanggul situ gintung, tanah longsor cianjur, banjir bandang dan rob dibeberapa kota. Juga bencana lumpur lapindo yang terjadi di jawa timur, propinsi yang banyak pondok pesantren dan tentunya banyak para alim ulama terlahir dan tinggal di sana. Sungguh ganjil pula di propinsi tersebut, beribu-ribu umat muslim yang begitu percaya “manfaat” sebuah batu yang menjurus kesyirikan.

Ironis pula pemimpin yang mengutarakan bahwa rakyat “mulai” sejahtera namun bisa terlihat adanya anak/bayi kurang gizi, ibu yang tega melempar bayinya ke sumur hanya karena “lelah” dengan penyakit bayinya atau ada suami yang tega membunuh anak dan istrinya karena merasa tidak sanggup/putus asa untuk membiayai hidup keluarga. Juga masih banyak rakyatnya yang makan cuma sanggup sekali dalam sehari. Namun kurang tampak “keprihatinan” dikalangan pemimpin negeri, alih-alihsebagian beralasan mereka sebagai pemimpin memang “layak” untuk bepenampilan
jauh diatas rata-rata rakyatnya agar dapat “diterima” dikalangan pemimpin negara lainnya.
Kita terkenal dengan bangsa yang ramah, namun kini terlihat dibeberapa tempat begitu bringasnya waktu berdemo, pelaksanaan pilkada, usulan pemekaran wilayah atau terlihat pada satpol pp yang begitu tega “melaksanakan” perintah tanpa hati dan tanpa peduli manusia yang dihadapi mereka, sehingga bisa terlihat sebagi contoh Choiriyah yang tewas melepuh akibat tersiram kuah baso panas.
Penegakkan hukum yang masih lemah, “tebang-pilih” dan berdasarkan “pesanan”. Mereka tidak menyadari bahwa mereka sebagai penegak keadilan di dunia ini. Posisi polisi yang belum juga “dicintai” rakyat nya sehingga masih dibenarkan pomeo bahwa kalau rakyat minta bantuan polisi karena kehilangan sesuatu maka “biaya” nya akan lebih besar dari nilai kehilangannya. Pejabat negara yang diantaranya mereka muslim, namun karena mereka tidak merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya sehingga mereka tega melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme serta penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.
Dapatkah kita mendapatkan petunjuk Ilahi dari kejadian-kejadian diatas ?

Menurut pendapat saya , petunjuk Ilahi tersebut adalah merupakan “teguran”
kepada pemimpin tertinggi bangsa. Allah tidak akan sia-sia menurunkan bencana kepada suatu negeri / kaum agar pemimpin negeri / kaum tersebut dapat memahaminya.
Sehingga bagi umat Islam dalam memilih pemimpin negeri harus berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits. Pemilu atau pilpres adalah bagian dari ibadah ghairu mahdah.

Ada sementara orang terjebak dalam memahami ibadah. Dikiranya ibadah itu
hanyalah ibadah mahdah saja. Ibadah mahdah (atau ibadah khusus) adalah ibadah yang syarat rukunnya telah ditetapkan sesuai dengan syariat.

Kita harus ingat bahwa hakekat manusia diciptakan di dunia ini adalah untuk
beribadah. Sesuai firman Allah, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku (Az Zariyat 56). Maka segala bentuk tindakan, hati, pikiran, semuanya, seharusnyalah untuk beribadah kepada-Nya. Dan segala tindak tanduk kita akan bernilai ibadah jika diniatkan untuk beribadah.

Sedangkan membedakan urusan agama (ibadah) dengan urusan dunia itu adalah konsep sekuler, yang dianut oleh kaum liberalisme. Dan itu bukan konsep ibadah dalam islam. Kita harus menentang keras pemikiran kaum liberalisme seperti yang diungkapkan oleh Ulil Abshar-Abdalla, Rizal Mallarangeng dan Denny J.A dll bahwa wilayah agama dan negara itu harus dibedakan. Pendapat mereka seperti tercantum
Saat sekarang ini peran kaum liberal sangat besar di tim sukses SBY/Boediono.
Hal ini merupakan potensi bahaya jika mereka nanti ikut dalam “kekuasaan”.

Selain ibadah mahdah, ada ibadah ghairu mahdah (ibadah umum). Ibadah ghairu mahdah bisa bercampur dengan perbuatan-perbuatan duniawi kita. Ibadah ghairu mahdah dapat terkandung (bahkan menjiwai) di dalam kita berhubungan dengan antar umat manusia (muamalah). Selain ibadah mahdah yang memang telah diperintahkan-Nya, alangkah ruginya orang islam jika melakukan kegiatan-kegiatan duniawinya tanpa berniat ibadah kepada Allah swt. Padahal Allah sendiri telah menjamin nilai pahalanya.
Ibadah ghairu mahdah (umum) ada hujahnya di dalam al Qur’an dan/atau sunnah Nabi saw. Tetapi tata-cara, syarat rukun pelaksanaannya tidak diatur. Ada yang berupa kebaikan-kebaikan amal, fadhilah, keutamaan-keutamaan, dan amalan sunnah seperti dzikir, sholawat, dsb. Ada juga yang berupa kegiatan-kegiatan duniawi yang diniatkan ibadah, seperti bekerja, makan minum, berkunjung, arisan, dll. Hal itu diperbolehkan sepanjang itu tidak melanggar aturan syara’.

Amandemen UUD 1945 khususnya Pasal 1 ayat (2) menetapkan kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar dan Pasal 6A ayat (1) menetapkan “Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat”, menurut pendapat saya terlampau dini utntuk diterapkan. Rakyat dapat menentukan pilihan sangat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dan pendidikannya. Khususnya pemilih umat islam haruslah berpegang teguh berdasarkan Al-qur’an dan Hadist.  Nah karena pemahaman dan penguasaan terhadap al-qur’an dan hadist sebagian umat masih lemah maka diperlukan peranan/bimbingan ulama. Pendapat saya tentang kedaulatan rakyat bisa dikunjugi,

Alhamdulillah, akhirnya salah satu ulama, Ketua MUI, KH Cholil Ridwan memberikan bimbingan agar umat Islam tidak salah memilih pemimpin dengan dasar Al-Qur’an dan Hadist. Beliau memaparkan dalam satu wawancara yang dimuat oleh majalah Sabili edisi terbaru No. 25 TH XVI 9 RAJAB 1430 hal 18 s/d 25.
Salah satu cuplikan bimbingan beliau, (hal 22 kolom 2 bawah)
“Ketiga (capres/cawapres no 3) , ada usul fiqih yang menyebutkan pilihlah “yang paling sedikit mudharatnya (bahaya dan negatifnya)”. Kita lihat kandidat ini, background keluarga dan dirinya adalah Muslim. Keluarga besar dan dirinya juga sudah ibadah haji, istri dan keluarga besarnya yang muslimah sehari-hari menutup aurat (berjilbab). Meski begitu umat Islam juga harus memahami bahwa kandidat ini bukan yang ideal, yang akan memperjuangkan tegaknya syariah Islam di Indonesia. Tetapi dibandingkan dua kandidat lainnya, yang ini memiliki kebaikan lebih yang tercermin dari perilaku dan ketaatannya dalam menjalankan ajaran Islam. Dilihat dari sudut keburukan, kejelekan paling sedikit. Dilihat dari sudut kebaikan, kebaikannya lebih banyak.”
Edisi SABILI kali ini memuat banyak bimbingan dan informasi seputar pilpres, begitu juga media-media Islam lainnya, Insyaallah telah bersepakat akan memberikan bimbingan dan arahan bagi pembaca khususnya umat muslim dalam mengikuti pilpres 2009 ini.

Sehingga semakin jelaslah koalisi yang terjadi pada pasangan SBY/Boediono,
semata-mata adalah koalisi “petinggi-petinggi” partai dengan basis masa Islam bukanlah mencerminkan kepentingan Islam. Perlu diambil langkah-langkah penting agar mengembalikan kepercayaan kader/anggota partai dengan menyadari “kekeliruan” lebih awal.
Kenyataan saat ini ditataran kader/anggota partai-partai mayoritas berbasis massa muslim, yang berkoalisi dengan SBY/Boediono terdapat 4 jenis “pilihan” langkah mereka yakni

- 100% mendukung pilihan partai.
- Jauh dalam lubuk hati mereka condong untuk memilih pasangan JK/Wiranto namun dalam pilpres nanti tetap memilih sesuai pilihan partai.
- Dari luar mereka terlihat mendukung pilihan partai namun dalam pilpres nanti memilih pasangan JK/Wiranto.
- Diam, dan dalam pilpres nanti memilih pasangan JK/Wiranto.

Jadi petinggi partai-partai mayoritas berbasis masa muslim membimbing
kader/anggota menjadi tidak satu kata dengan perbuatan.
Marilah, kita sebagai umat Islam dalam kehidupan bernegara, berpegang teguh pada Al-quran dan hadits.  Jikalau pemahaman masih kurang gunakanlah bimbingan para Ulama agar kita dalam kehidupan dunia ini tidak tersesat dan tercipta kehidupan negara yang diridhoi Allah yang Maha Kuasa lagi Maha Penyayang. Negara yang baldatun toyyibatun wa robbun ghofurun. amin
Marilah kita teguhkan Ukhuwah Islamiyah, saling menghormati pada umat non muslim dan bertoleransi tidak berlebihan dalam rangka persatuan Indonesia.
Wassalam
(mohon sebar luaskan kepada seluruh umat Islam baik yang bisa akses internet maupun yang tidak agar umat Islam mengikuti bimbingan ulamanya.
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar