Definisi ilmu Tauhid

From the album :
Isi-isi Ilmu Tauhid (مبادئ علم التوحيد): 

1. Definisi Ilmu Tauhid (تعريفه):
Imu yang mempelajari tentang sifat-sifat Allah dan para rasul, baik sifat-sifat yang wajib, mustahil maupun ja’iz, yang jumlah semuanya ada 50 sifat. Sifat yang wajib bagi Allah ada 20 sifat dan sifat yang mustahil ada 20 sifat serta sifat yang ja’iz ada 1 sifat. Begitupula sifat yang wajib bagi para rasul ada 4 sifat (sidiq. tabligh, amanah, dan fathanah) dan sifat yang mustahil ada 4 sifat (kidzb / bohong, kitman / menyembunyikan, khianat, dan bodoh) serta sifat yang ja’iz ada 1 sifat. 50 sifat ini dinamakan “Aqidatul Khomsin / عقيدة الخمسين “. Artinya: Lima puluh Aqidah.
2. Materi Ilmu Tauhid: Dzat Allah dan sifat-sifat Allah.
3. Pelopor atau Pencipta Ilmu Tauhid (واضعه): Imam Abul Hasan Al-Asy’ari (260 H – 330 H / 873 M – 947 M ) dan Imam Abul Manshur Al-Mathuridi ( 238 – 333 H / 852 – 944 M ).
4. Hukum Mempelajari Ilmu Tauhid (حكمه): Wajib ‘ain dengan dalil ijmali (global) dan wajib kifayah dengan dalil tafshili.
5. Nama lain dari Ilmu Tauhid (اسمه): Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Kalam dan Ilmu ‘Aqa’id.
6. Hubungan Ilmu Tauhid dengan Ilmu-ilmu lain (نسبته): Asal untuk ilmu-ilmu agama dan cabang untuk ilmu-ilmu selainnya.
7. Masalah-masalah Ilmu Tauhid (مسائله): Sifat-sifat wajib, mustahil, dan ja’iz bagi Allah swt dan para Rasul-Nya.
8. Pengambilan Ilmu Tauhid (استمداده): Dari Al-Qur’an, Al-Hadits, dan akal yang sempurna.
9. Faedah Ilmu Tauhid (فائدته): Supaya sah melakukan amal-amal sholeh di dunia.
Di dalam kitab “Hasiyah ad-Dasuqi ‘ala Ummi al-Barahin” karya Syeikh Muhammad Dasuqi halaman 83 diterangkan bahwa:
و اعلم أن من اعتقد أن الله جسم كالأجسام فهو كافر و من اعتقد أنه جسم لا كالأجسام فهو عاص غير كافر و الاعتقاد الحق اعتقاد أن الله ليس بجسم و لا صفة و لا يعلم ذاته الا هو

Artinya:
” Dan hendaklah kalian ketahui bahwa sesungguhnya barangsiapa meyakinkan Allah itu seperti jisim (bentuk suatu makhluk) sebagaimana jisim-jisim lainnya, maka orang tersebut hukumnya kafir (orang yang kufur dalam aqidah, bukan orang murtad). Dan barangsiapa meyakinkan bahwa Dia seperti jisim, namun tidak seperti jisim-jisim lainnya, maka orang tersebut adalah orang yang durhaka, bukan kafir. Adapun keyakinan (i’tiqad) yang benar adalah keyakinan yang menyatakan bahwa sesungguhnya Allah itu bukan jisim dan bukan pula sifat. Tidak ada seorang makhluk pun yang dapat mengetahui dzat Allah terkecuali hanya Dia semata”.
Penjelasan di atas merupakan bagian penjelasan dari sifat Allah “Al-Mukhalafah lil Hahaditsi (المخالفة للحوادث ) . Artinya: Allah swt berbeda dengan makhluk. Pokoknya tidak ada sesuatu pun yang dapat menyerupai Allah, baik dari segi dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, maupun pekerjaan-pekerjaan-Nya, sebagaimana firman Allah swt: ليس كمثله شيئ و هو السميع البصير (As-Syura: 11)
Dengan demikian tidak sah seandainya Allah disamakan dengan sifat-sifat (اعراض), warna-warna (ألوان) dan pertingkah-pertingkah makhluk (كيفيات ) meskipun disesuaikan dengan keagungan-Nya seperti mempunyai tangan, mata, telinga, kaki, berwarna putih seperti cahaya, bersemayam dan sebagainya.
Wassalam.
=====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar