Butuh Fatwa Ulama

Tragedi yang terjadi seperti di Mesir, yang bertanggung jawab adalah Umara / penguasa dan termasuk pula Ulama karena Ulama selama ini tidak memperingatkan Umara / penguasa.
Umumnya fatwa ulama dikeluarkan untuk “akibat” bukan pada “penyebab”
Demonstrasi seperti di Mesir, hakikatnya adalah sebuah akibat, sedangkan umat muslim sebenarnya butuh fatwa ulama untuk “penyebab”. Itulah yang kami tuliskan pada
Untuk mengatasi permasalahan baik di Mesir, Palestina, Afghanistan dan negara-negara lain yang pemimpinnya cuma “boneka” Amerika.

Sebaiknya seluruh ulama mengeluarkan fatwa bagi seluruh pemimpin yang mengaku sebagai muslim wajib hukumnya untuk menghentikan pergaulan/pertemanan dengan Amerika atau sejenisnya, dimana dibelakang mereka semua adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik
Mengingat bahwa Allah ta’ala memang menciptakan orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik mempunyai rasa permusuhan kepada kaum muslim.
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik” ( QS Al Maaidah [5]: 82 ).

Sudah jelas kita ketahui bahwa negara-negara dengan pemimpin bonekanya Amerika telah menimbulkan kemudharatan bagi kaum muslim.
Sudah dijelaskan oleh Allah Azza wa Jalla dalam firmanNya yang artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” , (Ali Imran, 118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati“. (Ali Imran, 119)
Kita harus selalu ingat bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak beragama karena agama hanyalah Islam. Baca tulisan pada
dan

Marilah kita perlakukan orang-orang non muslim itu sebatas manusia biasa. Kita baik pada mereka jika mereka baik kepada kita, namun jangan pernah menjadikan teman ataupun penasehat bidang apapun.
“Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dan meninggalkan orang-orang mu’min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah…” (Qs. Ali-Imran : 28)
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )

Bagaimanakah kita harus bersikap terhadap para pemimpin dan penguasa yang berteman dengan orang-orang yang memang telah diciptakan Allah Azza wa Jalla untuk dimurkai, marilah kita ikuti sabda Rasulullah berikut ini
Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah melindungimu dari kepemimpinan orang-orang dungu.” Ka’ab bertanya, “Apakah kepemimpinan orang-orang dungu itu ?”. Beliau berkata, “Yaitu para penguasa yang ada setelahku, mereka tidak mengikuti tuntutanku, dan mereka tidak meneladani sunnahku. Siapa yang membenarkan mereka dengan kebohongannya dan membantu mereka di atas kezalimannya, maka mereka itu bukan bagian dariku dan aku bukan dari mereka, serta mereka tidak akan menemuiku di atas telagaku. Dan siapa yang tidak membenarkan mereka dengan kebohongannya dan tidak membantu mereka di atas kezalimannya, maka mereka itu bagian dariku dan aku bagian darinya serta akan menemuiku di atas telagaku.” (HR. Ahmad, haditsnya Shahih)
Wassalamu’alaikum
Zon di Jonggol, Kab Bogor, 16830
=====
9 Februari 2011 oleh mutiarazuhud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar