Sya’ban bulan dimana manusia banyak melupakannya
Segilintir kaum muslim ada yang ”cemberut” kalau memasuki bulan Rabiul Awal, karena mereka salah pikir (fikr) atau salah paham mengenai amal kebaikan yang biasanya dilaksanakan oleh umat muslim pada umumnya yakni peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Mereka biasanya “cemberut” juga kalau kita ajak bersalaman ketika selesai sholat berjama’ah di masjid. Mereka adalah yang terhasut kaidah tanpa dalil dari Al Qur’an dan Hadits yakni kaidah “LAU KAANA KHOIRON LASABAQUNA ILAIHI” (Seandainya hal itu baik, tentu mereka, para sahabat akan mendahului kita dalam melakukannya). Kesalahpahaman kaidah tersebut telah kami uraikan dalam tulisan pada
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/05/08/lau-kaana-khoiron/http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/05/08/2011/05/04/apa-kaitannya/http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/05/08/2011/04/20/jika-itu-baik/
Begitupula ketika memasuki bulan Sya’ban mereka sibuk menjelaskan hadits-hadits tentang amalan pada Nishfu Sya’ban. Sebagian mereka mendudukan hadist dho’if seperti halnya hadist maudhu’ atau hadits palsu/buatan. Hadits palsu kita sudah paham merupakan merupakan bukan perkataan atau bukan bersumber dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Namun hadits dho’if boleh jadi termasuk perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, terlebih lagi banyak kaum muslim mendapatkannya dari lisan ke lisan diantara ulama-ulama yang sholeh. Untuk itu jumhur ulama sepakat untuk tetap “membiarkan” derajatnya sebagai dhoif bukan palsu sampai jelas kepalsuannya. Tentang hadits dhoif terurai dalam tulisan padahttp://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/07/18/hadits-dhoif/
Para pengaku Ahlus Sunnah pada zaman kini pada umumnya tidak lagi memahami mengapa Rasulullah mengutamakan bulan Sya’ban. Bahkan mungkin mereka tidak mengikuti sunnah Rasulullah untuk berpuasa di bulan Sya’ban
Bagi umat muslim pada umumnya cukuplah mengetahui bahwa Rasulullah mengutamakan bulan Sya’ban sehingga Rasulullah mengutamakan pula berpuasa di bulan Sya’ban.
15.76/1833. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu An-Nadhar dari Abu Salamah dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedemikian sering melaksanakan shaum hingga kami mengatakan seolah-olah beliau tidak pernah berbuka (tidak shaum), namun beliau juga sering tidak shaum sehingga kami mengatakan seolah-olah Beliau tidak pernah shaum. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan dan aku tidak pernah melihat Beliau paling banyak melaksanakan puasa (sunnat) kecuali di bulan Sya’ban.
15.77/1834. Telah menceritakan kepada kami Mu’adz bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya dari Abu Salamah bahwa ‘Aisyah radliallahu ‘anha menceritakan kepadanya, katanya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah melaksanakan shaum lebih banyak dalam sebulan selain bulan Sya’ban, yang Beliau melaksanakan shaum bulan Sya’ban seluruhnya. Beliau bersabda: Lakukanlah amal-amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan berpaling (dalam memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu berpaling (dari mengerjakan amal) . Dan shalat yang paling Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam cintai adalah shalat yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan Beliau bila sudah biasa melaksanakan shalat (sunnat) beliau menjaga kesinambungannya.
Mereka yang tidak mengetahui keutamaan bulan Sya’ban tidak membatalkan keislaman mereka. Hal ini sama dengan mereka yang menolak memahami hadits Qudsi, tidak membatalkan keislaman mereka
Sungguh mereka yang mengetahui keutamaan bulan Sya’ban dan memahami hadits Qudsi adalah mereka kalangan khusus. Mereka mendapati pemahaman semua itu dari lisan ke lisan diantara ulama-ulama yang sholeh.
Amal kebaikan (amal sholeh) yang dilakukan pada malam Nishfu Sya’ban adalah setelah sholat Maghrib menjalankan sholat sunnat 2 rakaat, rakaat pertama membaca surat Al Kafirun dan rakat kedua membaca surat Al Ikhlas.
Setelah selesai sholat, berdzikir, boleh diawali bertawasul kepada Rasulullah, keluarga Rasulullah, para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in , para Syuhada, orang-orang sholeh yang telah mendahului kita dan mendoakan ahli kubur dari keluarga kita. Kemudian tasbih, tahmid, takbir, tahlil, Kemudian membaca surat Yaasin (ada yang menyampaikan sebaiknya 3 kali) lalu membaca doa Nishfu Sya’ban
BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM
ALLAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ‘ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAMI YAA DZATHTHAULI WAL IN’AAMI LAA ILAAHA ILLAAANTA ZHAHRUL LAAJIINA WAJAARUL MUSTAJIIRIINA WA AMAANUL KHAA-IFIINA.
ALLAAHUMMA INKUNTA KA-TABTANII ‘INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AU MAHRUUMAN AU MATHRUUDAN AU MUQAT-TARAA ‘ALAYYA FIRRIZQI FAMHU.
ALLAHUMMA BIFADLLIKA FII UMMIL KITAABI SYAQAA WATII WAHIRMAANII WA THARDII WAQTITAARA RIZQII WA ATSBITNII ‘INDIKA FII UMMIL KITAABI SA’IIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQAN LIL KHAIRAATI FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITTABIKAL MUNZALI ‘ALLA LISAANI NABIYYIKAL MURSALI YAMHUL-LAAHU MAA YASYAA-U WA YUTSBITU WA ‘INDAHU UMMUL KITAABII ILAAHII BITTAJALLILA’ZHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYA’BAANIL MUKARRA MILLATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIMIN WA YUB-RAMU ISHRIF ‘ANNII MINAL BALAA-I MAAA’LAMU WAMAA LAAA’LAMU WAMAA ANTA BIHII A’LAMU WA ANTA ‘ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMARRAHIMIINA WA SHALLAL-LAAHU ‘ALLA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA AALIHII WA SHAHBIHII WA SALLAMA.AMIN.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Ya Allah,wahai Dzat yang memiliki anugerah dan tidak diberi anugerah kepada-Mu, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat yang memiliki anugerah dan kenikmatan.
Tiada Tuhan melainkan Engkau,Engkaulah tempat bersandar,Engkaulah tempat berllindung,dan pada-Mulah tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan.
Ya Allah,jika Engkau telah menulis aku di sisi Engkau di dalam Ummil kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit dalam rezekiku,maka hapuslah.
Ya Allah,dengan anugerah Engkau,celakaku,terhalangku,tertolakku dan kesempitanku dalam rezekiku dan tetapkanlah aku di sisi Engkau dalam Ummil kitab sebagai orang yang beruntung,memperoleh rezeki dan taufik dalam melakukan kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah berfirman dan firman Engkau adalah benar di dalam kitab Engkau yang telah diturunkan atas lisan Nabi Engkau yang terutus.Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan dan di sisi Allah Ummul kitab.
Wahai Tuhanku,dengan Tajalli-Mu yang agung pada malam pertengahan bulan Sya’ban yang mulia ini,yang segala perkara Engkau tetapkan dan Engkau ubah,hapuskanlah dari saya balak-balak yang saya telah mengetahui dan yang belum saya ketahui.Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi,dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihani.Semoga Allah selalu melimpahkan salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad, atas keluarga dann para sahabat beliau.Amin.
Pada bulan Sya’ban inilah “tutup buku” seluruh amal perbuatan manusia sepanjang tahun dimana catatan perbuatan selama setahun tersebut, jika Allah Azza wa Jalla menghendaki dapat merubah apa yang telah ditetapkanNya.
Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:’Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya’ban?”
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab: “Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya antara Rajab dan Ramadhan, di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa“. (h.r. Abu Dawud dan Nasa’i).
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar